Semakin Mengerikan, Karhutla Renggut Nyawa Petani Inhil

Kamis, 12 September 2019 - 16:17:12 wib | Dibaca: 1416 kali 
Semakin Mengerikan, Karhutla Renggut Nyawa Petani Inhil
Foto ilustrasi kebakaran lahan perkebunan

GAGASANRIAU.COM, TEMBILAHAN - Fenomena Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Indrgairi Hilir semakin "mengerikan", bukan hanya dampak asap yang menyebabkan penyakit ISPA yang bisa merenggut nyawa.
 
Juga memusnahkan berbagai potensi ekologi alami serta menghilangkan perekonomian masyarakat petani Indragiri Hilir. Bahkan merenggut nyawa petani akibat panasnya sengatan api karhutla.
 
Seperti pertistiwa di RT 11 RW 01, Parit 11, Dusun Mugo Mulyo, Desa Lintas Utara, Kecamatan Keritang, Rabu (11/09/2019), petani bernama H Mulyoto berusia 79  tahun ditemukan tewas "terpanggang" dengan kondisi telungkup dan kaki terlilit ranting.
 
"Saat ditemukan kondisi almarhum sedang telungkup dan kakinya terlilit sama ranting-ranting dengan tubuh yang terbakar," ungkap sumber saat dihubungi awak media, Kamis (12/9)
 
Baca Juga TNI di Inhil Evakuasi Warga yang Bermukim di Lokasi Karhutla
 

Informasi lapangan, Mulyono sebelum ditemukan, korban pergi kekebun nya dari rumah untuk memadamkan api yang berkobar di lahan kebun miliknya lebih kurang sekira 1/2 hektar dengan menggunakan semprot tangki punggung.
 
Namun, hingga sore hari, Mulyoto tidak kunjung pulang dan tidak ada kabar. Keluarga dan warga sekitar lantas mencarinya dan ketika ditemukan korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Diperkirakan korban tewas terbakar. 
 
Hingga berita ini diterbitkan, awak media belum mendapatkan keterangan resmi dari pihak kepolisan Polres Indrgairi Hilir.
 
Baca Juga Aksi Heroik Brigadir Ilfa Ratno Tangani Kebakaran Lahan
 

Menanggapi tragedi tewasnya Mulyoto, Forum Komunikasi Wartawan Indrgairi Hilir (FKWI) mengkritik keras pemerintah yang dinilai tidak dapat menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indragiri Hilir. Bahkan pemerintah telah gagal melindungi hak seluruh petani di Indrgairi Hilir.
 
Ketua FKWI, Debi Candra mengatakan pemerintah seharusnya sudah antisipasi sebelum masuk musim kemarau tahun 2019. Karena Kabupaten Indrgairi Hilir termasuk rawan karhutla karena perkebunan rakyat berdiri di tanah gambut.
 
"Ini tidak hanya soal penanganan, namun soal pencegahan. Pemerintah harus mengambil langkah kongkret dengan mealokasikan anggarkan pencegahan karhutal," sebut Debi, Kamis (12/9)
 
Pemerintah saat ini hanya terfokus kepada memadaman kebakaran. Hasilnya setiap tahun selalu terjadi kebakaran, lalu dipadamkan. Sedangkan upaya pencegahan sangat minim, seharusnya sebelum musim kemarau sudah ada antisipasi dari pemerintah untuk meminimalisir kebakaran.
 
Reporter: Daud M Nur
 
Loading...
BERITA LAINNYA