GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Irjen Pol, Agung Setya Imam Effendi, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau menyampaikan rasa dukanya atas meninggalnya seorang anggota Brimob Polda Riau yang di-BKO-kan ke Polda Papua setelah dianiaya massa di Kota Dekai Kabupaten Yahukimo, Rabu (18/12/2019) siang.
"Selamat jalan Bhayangkara sejati penjaga NKRI dengan segenap jiwa raga" ungkap Jenderal polisi bintang dua ini pada, Rabu malam (18/12/2019).
Agung juga menyampaikan rasa duka kepada keluarga yang ditinggalkan dan berharap diberikan kekuatan serta berdoa agar almarhum beristirahat dengan tenang.
Dikatakan Agung, korps bhayangkara di jajaran Polda Riau turut berduka atas kabar duka tersebut. "Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para bhayangkara yang hingga kini tidak ada lelah-lelahnya memberikan pengabdiannya menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, bahkan harus merelakan jiwa dan raga demi bangsa dan negara" ucap Agung.
Dengan insiden meninggalnya salah satu personil Brimob Polda Riau dalam masa tugas itu, namun pengabdian jajaran korps bhayangkara, kata Agung tak akan pernah goyah untuk menjaga NKRI.
"Sebagai Bhayangkara sejati, kita harus siap dengan segala resiko dan segala kemungkinan, dan tidak akan meruntuhkan semangat untuk terus menjaga NKRI" pesan Agung kepada personilnya.
Sebelumnya diberitakan Brigadir Polisi (Anumerta) Hendra Saut Parulian lahir di Batam 24 Oktober 1986 wafat saat di Bawah Kendali Operasi (BKO) di Polda Papua.
Hendra dianiaya sekelompok warga saat sedang melewati pemukiman Jalur 1, tepatnya di depan toko Cahaya Kabupaten Yahukimo sekitar pukul 12.30 WIT.
Diterangkan Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto Rabu malam (18/12/2019) bahwa Kamis 20 Desember 2019 sekitar pukul 05.50 Wib, jenazah Brigpol Hendra akan diberangkatkan menuju Pekanbaru menggunakan pesawat Batik Air dan dijadwalkan 07.35 Wib Tiba di Bandar Udara Sutan Syarif Qasyim II Pekanbaru. Jenazah akan disemayamkan di rumah duka Jalan Among Gang Sawit, Fajar Kecamatan Payung Sekaki.
Dikutip dari
okezone.com, menurut Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal menyebutkan, penganiayaan korban ditengarai atas peristiwa sebelumnya.
"Kasus piket penjagaan di Mapolres Yahukimo sedang menyelesaikan masalah kesalahpahaman antara Camat Distrik Lolat dengan masyarakat lolat (pak guru). Saat upaya berjalan, salah satu masyarakat buang air kecil di samping penjagaan Mapolres Yahukimo,” kata Kamal, Rabu (18/12/2019).
Ia melanjutkan, seketika itu datang salah satu anggota penjagaan untuk menegur. “Namun, malah tidak diterima baik," ucap Kamal.
Warga yang ditegur malah memaki-maki anggota tersebut dan terjadilah cekcok mulut antarkeduanya.
"Salah satu warga memanggil masyarakat lainnya yang ada di sekitar penjagaan dan yang dipinggir jalan langsung menyerang penjagaan Mapolres Yahukimo. Massa brutal dan memukul Kepala SPKT, Bripka Toniwi Pareme, dan melempari anggota lain dengan batu," ujarnya.
Anggota yang berada di Mapolres Yahukimo langsung menuju penjagaan SPKT untuk melerai keributan itu. Polisi kemudian menyuruh massa membubarkan diri.
"Setelah kejadian tersebut anggota berusaha mencari pelaku yang telah memukul dan melempari anggota. Namun, saat itu anggota Polres Yahukimo yang melakukan pencarian mendapat serangan dari masyarakat yang berada di seputaran Pasar Lama. Seketika itu anggota langsung mengeluarkan tembakan peringatan ke arah udara," ucap Kamal.
Masyarakat yang tidak terima dengan kejadian tersebut langsung melakukan tindakan kekerasan di Jalan Jalur 1 pemukiman warga dan membakar dua kendaraan warga yang sedang lewat di jalan seputaran Kompleks Ruko Blok B, termasuk anggota Brimob BKO.
"Jadi korban yang hendak ke Pos diadang dan dikeroyok oleh warga. Korban dilarikan ke RSUD Yahukimo untuk menjalani perawatan. Namun pukul 14.20 WIT, korban dikabarkan meninggal dunia," ucapnya.