Mahasiswa UMRI Jadi Korban Pengeroyokan Saat Musda BEM se-Riau Melapor ke Polisi

Kamis, 26 Desember 2019 - 23:33:46 wib | Dibaca: 3939 kali 
Mahasiswa UMRI Jadi Korban Pengeroyokan Saat Musda BEM se-Riau Melapor ke Polisi
Korban penganiayaan dan pengeroyokan yang terjadi di unilak pasca Musda BEM Se Riau melapor ke Polresta Pekanbaru.

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Korban pengeroyokan mahasiswa melibatkan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Riau (UMRI) melaporkan kepada pihak penegak hukum.
 
Pengeroyokan tersebut saat utusan mahasiswa dari BEM UMRI pada saat Musda BEM se Riau VII di Universitas Lancang Kuning (UNILAK). Korban mengalami memar dan luka.
 
Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), Novrio menuturkan pihaknya telah melaporkan pengeroyokan tersebut ke Polresta Pekanbaru. Pelaku diduga mahasiswa Universitas Lancang Kuning (UNILAK).
 
"Kita melaporkan tindakan yang diduga dilakukan oleh mahasiswa unilak tersebut. Mahasiswa lainnya yang menjadi korban pemukulan dan pengejaran oleh sejumlah mahasiswa yang diduga mahasiswa unilak melakukan peraduan ke Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SKPT) Polresta Pekanbaru pada Kamis 26 Desember 2019, sekira pukul 17.45 WIB," ungkapnya
 
Bertepatan dengan itu juga korban dari pemukulan Abrar hadir sebagai korban dan melakukan pelaporan terkait kejadian saat itu.
 
Menurut korban, Abrar, ia tiba - tiba didatangi orang yang diduga adalah mahasiswa unilak lalu diseret dan dibawa ke gerombolan orang untuk dipukuli beramai-ramai. 
 
"Saya di pukuli oleh beberapa orang yang tiba tiba mendatangi saya, saya diseret dengan lengan di kepit dileher saya kemudian di pukul secara beramai - ramai. Oleh orang yang saya liat mereka menggunakan PDH Bem Unilak berwarna kuning ".
 
Novrio, Presma Umri mengecam keras tindakan represif dari panitia Musda BEM Sri yang tepatnya BEM Unilak pada saat itu menjadi kepanitiaan, "Saya tidak terima dengan hal ini, ini sesuatu yang memalukan. Forum mahasiswa tercoreng dengan tindakan premanisme dan lebih parahnya itu dilakukan oleh Tuan Rumah tempat Forum dilaksanakan," tegasnya
 
Novrio juga mengatakan, kenapa tindakan kekerasan dan premanisme terjadi di lingkungan kaum terdidik. Ia juga menerangkan dan bertanya apakah cuma karena keputusan anggota forum yang WO dari BEM SRI harus menghadapi penganiayaan secara sepihak oleh panitia Tuan Rumah 
 
"Soalnya saya tak habis pikir kalau memang kami pada saat itu kami BEM UMRI dan beberapa BEM Kampus lainnya yang Walk Out (WO) dan keluar dari Forum BEM SRI yang sedang berlangsung Kenapa kami harus di kejar secara membabi buta dan beberapa membawa kayu," tuturnya
 
Menurut laporan yang didapat, dari UMRI terdapat beberapa korban yang akhirnya tersudut dan dianiaya oleh sejumlah orang (diduga mahasiswa) Abrar dari bagian kementrian BEM UMRI, Candra Sebagai Menko BEM UMRI. Mereka sontak di pukul dan di aniaya.
 
Yang menjadi korban dan pelapor dalam kejadian tersebut mengatakan "Saya menganggap ini adalah sebuah kesalahan, dan keburukan yang dibuat oleh mereka. Saya yakin bukan hanya pelaku pemukulan, ada pelaku provokator yang membuat mereka melakukan tindakan Kekerasan tersebut,"
 
Untuk perlu diketahui, ada sekitar 10 kampus Walk Out dari Musda BEM se Riau tersebut. Dan setelahnya mahasiswa UMRI bersama beberapa kampus lainnya yang Walk Out dari BEM SRI juga ikut menjadi target kekerasan dan dikejar. Hingga ada yang berlari higga ke jalan sekolah, rumbai.
 
"Kami bersama kawan kawan yang lain, akan menindaklanjuti hal ini. Dan kami menganggap Musda BEM se Riau tidak selesai alias gagal karena telah di cemari dengan hal kekerasan dan penganiayaan yang tidak mencerminkan sejatinya mahasiswa,"  tutup Novrio.

Loading...
BERITA LAINNYA