Harimau itu Bernama 'Corina' Korban Kejahatan Pemburu Liar

Selasa, 14 April 2020 - 19:34:30 wib | Dibaca: 1910 kali 
Harimau itu Bernama 'Corina' Korban Kejahatan Pemburu Liar
Kondisi Corina lengan kaki kanan alami luka akibat tali jeratan pemburu liar. (Dok. Huams BBKSDA Riau)

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Seekor Harimau Sumatera diberinama Corina diselamatkan oleh Tim Balai Besar KSDA Riau dari jeratan para pemburu liar, kini sudah direhabilitasi dengan baik.
 
Corina alami luka akibat jeratan pemburu di Teluk Meranti, Kabupatan Pelalawan, Riau, sehingga hewan dilindungi itu menderita cacat dipergelangan kaki kanan.
 
Baca Juga: Kejahatan Manusia Jerat Harimau Sumatera di Riau
 
Kini kondisi Corina sudah mulai membaik setelah dilakukan pemeriksaan kondisi fisik di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) Yayasan Arsari Djojohadikusumo Sumatera Barat. 
 
Kepala Balai Besar KSDA Riau, Suharyono menuturkan, pada 31 Maret 2020, dilakukan pemeriksaan kesehatan dengan aspek pemeriksaan fisik, termasuk pembersihan luka beserta penanganan lukanya, pemeriksaan darah dan pemeriksaan parasit.
 
"Dari hasil pemeriksaan fisik diketahui, Corina berjenis kelamin betina, umur kurang lebih 3 tahun dan berat 77,8 kg," terang Suharyono, Selasa (14/4).
 
Selain luka jerat dikaki depan kanan, juga ditemukan beberapa luka kecil dibagian tubuh lainnya.
Kondisi luka kaki depan kanan cukup dalam dan lebar dengan tendon yang masih utuh.
 
Hasil USG negatif terhadap kebuntingan, namun pembesaran puting menunjukkan bahwa diduga Harimau Sumatera sudah pernah melahirkan. 
 
Pada pemeriksaan darah diketahui terjadi penurunan kadar kalsium dalam darah dan penurunan kadar phosphor. Indikasi bahwa satwa mengalami defisiensi nutrisi. 
 
"Pada pemeriksaan parasit diketahui terdapat caplak dan parasit dalam lambung satwa tersebut," paparnya
 
Baca Juga: Lagi Harimau Sumatera Mangsa Manusia di Pelangiran
 

Adapun berdasarkan diagnosa pemeriksaan kesehatan dan laboratorium, Corina mengalami Anemia Makrositik Normokromik (Non regenerasi), yaitu anemia atau kekurangan darah karena kurangnya asupan nutrisi dan deep laserasi atau luka yang dalam.
   
"Untuk pemantauan kesehatan satwa Harimau Sumatera, maka mulai 3 April 2020, Corina dipindahkan ke kandang karantina untuk perawatan intensif 24 jam selama 14 hari ke depan," sambung Suharyono
 
Lanjutnya, kandang tersebut berukuran 6 X 12m dengan fasilitas bak air untuk berendam, batang kayu untuk bermain dan didepan untuk berbaring. Di dalam kandang tersebut juga terdapat lampu penghangat untuk menghangatkan badan apabila Corina selesai berendam di bak mandinya. Kebersihan dan keamanan kandang terjaga dengan baik selama 24 jam.
 
"Corina dapat berjalan dengan menggunakan keempat kakinya, karena walaupun luka kaki kanan depannya sangat dalam hingga ke tulang, namun tendon tidak putus," paparnya 
 
Corina bahkan sering terlihat menjilati lukanya sendiri, ini sifat alami satwa untuk mengobati luka ditubuhnya. 
 
Pihak BKSDA melakukan injeksi melalui tulup dilakukan oleh Tim medis untuk mempercepat proses penyembuhannya selain obat topical yang disemprotkan dengan spray guna membersihkan belatung di lukanya tersebut.
 
Terkahir Suharyono menuturkan kondisi terkini Corina terlihat makin membaik pertanggal 13 April 2020. Progress kesembuhan luka Corina sangat bagus, nafsu makan juga cukup bagus (pakan selalu habis). Namun dua hari belakangan Corina mengalami gejala flu (pilek) ini terlihat dari adanya cairan bening dari hidung. 
 
Corina sepertinya masih butuh waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan site PRHSD. Kondisi cuaca diarea sekitar sangat cepat berubah-ubah dan hampir setiap hari turun hujan terlebih sore dan malam hari.
 
"Pemberian multivitamin tetap diberikan untuk menjaga kondisi Corina tetap baik. Tim PR-HSD juga menambah lampu penghangat didekat tempat tidur Corina yang sebelumnya hanya 2 buah lampu infrared menjadi 4 buah untuk menjaga kondisi disekitar tempat tidur Corina tetap hangat. 
 
"Semoga proses penyembuhan dapat berjalan sesuai dengan harapan dan Corina dapat segera pulih sehingga dapat dilepasliarkan kembali ke habitatnya," tutupnya  

Loading...
BERITA LAINNYA