Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru Minta Dinkes Tanggap Mewabahnya DBD

Jumat, 13 Maret 2020 - 15:33:48 wib | Dibaca: 1052 kali 
Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru Minta Dinkes Tanggap Mewabahnya DBD

GAGASANRIAU.COM PEKANBARU - Sepanjang Januari hingga pekan kedua bulan Maret tahun 2020 ini, ada 238 warga Pekanbaru yang diserang wabah demam berdarah denque (DBD) dan satu diantaranya meninggal dunia.
 
Menanggapi persoalan ini, Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru Jepta Sitohang meminta diskes tanggap turun kelokasi atau titik rawan DBD di Pekanbaru. 
 
Menurut Politisi Demokrat ini, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum paham soal deteksi dan penanganan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegepthy, sehingga terlambat mendapat penanganan. 
 
"Cuaca yang tidak menentu seperti sekarang memang rawan dbd, bahkan kita sudah konfirmasi langsung sama pihak Diskes agar turun kelokasi rawan dbd untuk melakukan langkah antisipasi dan sosialisasi kepada masyarakat," kata Jepta, Jumat (13/3/2020)
 
Untuk mencegah agar wabah DBD tidak terus bertambah di Kota Pekanbaru, Jepta juga menghimbau agar masyarakat senantiasa menjaga pola hidup sehat dan bersih, serta menerapkan 3 M plus (Menguras, menutup dan mengubur genangan air)
 
"Terapkan metode 3M plus secara rutin untuk pemberatantasan sarang nyamuk, saya kira langkah itu cukup efektif jika dibandingkan dengan tindakan fogging atau pengasapan," kata Jepta lagi. 
 
Terakhir Jepta juga menghimbau agar pihak RT RW mengajak masyarakat kembali menggalakan gotongroyong membersihkan lingkungan agar tidak ada sampah yang menumpuk dan menutupi drainase sebagai langkah antisipasi penyebaran wabah DBD. 
 
Sementara Anggota Fraksi PDI Perjuangan Kota Pekanbaru, Victor Parulian mengaku sangat kecewa atas tindakan Diskes Pekanbaru yang lambat dalam bersikap untuk tangani DBD sehingga menimbulkan banyak korban.
 
"Ini salah satu contoh, di Kelurahan Pesisir, Kecamatan Limapuluh, warga sudah melaporkan ke Diskes bahwa ada serangan DBD diwilayah mereka. Dan itu dilaporkan pada Jumat (6/3) minggu lalu, namun sampai hari ini masih belum ada tindakan nyata mengatasi penyebaran berkembangnya wabah DBD," sesalnya.
 
Masih kata Viktor, laporan warga tersebut bahkan menyertai bukti surat rumah sakit, yang menerangkan si pasien dirawat karena DBD.
 
Menindak sikap dari Diskes seperti ini, kata Victor, ia akan segera melaporkan ke komisi yang membidangi kesehatan di DPRD untuk segera memanggil Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru.
 
"Saya akan laporkan dan meminta Kepala Dinas Kesehatan dipanggil untuk mempertanggung jawabkan kinerjanya. Kadiskes jangan hanya berpangku tangan di kantor. Kesehatan warga ini juga tanggung jawab Pemerintah," tegasnya.
 
Untuk diketahui,  hingga pekan kedua Bulan Maret tahun 2020, tercatat sebanyak 238 warga Kota Pekanbaru dari 12 kecamatan terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). 
 
Satu orang diantaranya meninggal dunia laki-laki bernama Reza (20) warga Jalan Melur, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Senapelan.
 
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Muhammad Amin, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Maisel Fidayesi, mengatakan, satu orang warga yang meninggal dunia karena terlambat mendapatkan penanganan medis. 
 
Dia menjelaskan, korban sudah merasakan sakit sejak Jumat (7/2) lalu. Namun,  baru memeriksakan kesehatan dan berobat dua hari setelah itu. 
 
Pasien masuk rumah sakit dengan diagnosa DHF with warning sign dengan hemaptoe dan melena atau sudah muntah darah. 
 
"Kondisi korban sudah menurun dan lemas. Setelah dirawat selama lima hari korban tidak dapat tertolong dan meninggal dunia," jelasnya.
 
Maisel mengatakan, dengan penemuan kasus itu, Diskes Pekanbaru sudah melakukan fogging pada lokasi tempat tinggal korban.
 
Adapun rincian dari jumlah kasus DBD tersebut di Kecamatan Tenayan Raya 44 kasus, di ikuti Tampan 36 kasus, Marpoyan Damai 30 kasus, dan di Kecamatan Payung Sekaki 28 kasus.
 
Selanjutnya di Kecamatan Bukit Raya, 26 kasus, Rumbai 15 kasus, Rumbai Pesisir 9 kasus, Limapuluh 21 kasus, Sukajadi 11 kasus, Senapelan 13 kasus, Sail 1 kasus, dan Pekanbaru kota 4 kasus.

Loading...
BERITA LAINNYA