Soal Lumpur Porong, Mulyanto Minta Pemerintah Jangan Berlebihan Bicara

Rabu, 26 Januari 2022 - 14:30:33 wib | Dibaca: 410 kali 
Soal Lumpur Porong, Mulyanto Minta Pemerintah Jangan Berlebihan Bicara
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto. Dok.dpr.co.id

JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, minta Pemerintah jangan over estimate terkait klaim kandungan mineral yang terdapat di dalam lumpur Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. 

Menurutnya, sebelum ada data dan hasil penelitian yang valid sebaiknya berita tentang kandungan logam tanah jarang (LTJ) jangan terlalu digembar-gemborkan. 

Mulyanto khawatir pemberitaan yang berlebih tentang kandungan LTJ yang belum tentu benar ini bisa menimbulkan kegaduhan di kalangan masyarakat. 

"Sebaiknya Pemerintah meneliti lebih lanjut nilai kelayakan teknis dan ekonominya.  Agar jangan menjadi pepesan kosong yang heboh di masyarakat atau menimbulkan euforia namun berujung hampa," ujar Mulyanto.

Wakil Ketua FPKS DPR RI itu minta Pemerintah perlu melakukan studi yang komprehensif agar dapat diketahui potensi jumlah logam berharga dan nilai keekonomiannya. Termasuk juga kelayakan teknisnya untuk ditambang.

Penelitian ini harus juga dilakukan secara objektif agar hasilnya dapat diketahui secara tepat dan sesuai dengan kenyataan. 

"Jangan sampai seperti kabar penemuan pembuatan bensin dari air beberapa waktu lalu. Beritanya sudah dibesar-besarkan ternyata hoax.

Kejadian seperti itu tidak boleh terulang karena dapat mencoreng kredibilitas Indonesia di bidang riset dan teknologi," terang Mulyanto. 

"Secara nalar saja sudah tidak mungkin air dapat diubah menjadi bensin. Tapi karena pemberitaan yang berlebih maka asumsi itu seolah-olah bisa jadi kenyataan. 

Nah, berita soal LTJ ini juga jangan sampai seperti itu. Karena terus terang, menurut keterangan pihak Kementerian ESDM, kemampuan analisis kimia kita atas LTJ ini juga terbatas. Apalagi kemampuan pengelolaannya, masih sangat terbatas.

Karenanya kita perlu belajar lebih jauh dan hati-hati agar SDA langka ini tidak jatuh ke tangan asing atau diekspor mentah-mentah," tandas Mulyanto.


Loading...
BERITA LAINNYA