[caption id="attachment_4225" align="alignleft" width="300"]
edyanus-herman Halim. gagasanriau.com[/caption]
gagasanriau.com ,Pekanbaru- Praktisi Ekonomi Riau, Edyanus Herman Halim memandang peluncurkan mobil murah dan ramah lingkungan (Low Cost and Green Car/LCGC) oleh Pemerintah pusat sebagai kebijakan salah sasaran.
Dikarenakan, program tersebut dilakukan di tengah gejolak nilai tukar rupiah yang mengalami keterpurukan dan kondisi makro sosial sejumlah kota besar yang diwarnai dengan masalah kemacetan.
Selain itu,menurutnya lagi program LCGC ini juga bertolak belakang dengan beberapa kebijakan, Sehingga efektivitasnya sangat diragukan.
Edyanus Herman menyebutkan mobil murah berbenturan dengan upaya pemerintah dalam penghematan energi serta program pemerintah mengalihkan pemakaian BBM ke gas.
"Semakin banyak orang memiliki mobil maka semakin banyak pula pemakaian BBM, mustahil itu yang dikatakan oleh pemerintah, sementara yang kita lihat di lapangan seperti yang diberitakan oleh media nasional kebanyakan mobil-mobil itu menggunakan Premium semua, jadi sama saja dengan bohong" jelas Edyanus kepada gagasanriau.com saat di konfirmasi via telepon, Jumat (27/9/13).
Selain itu Edyanus juga menyebutkan, program mobil murah ini juga sangat berbenturan dengan program sejumlah pemerintah daerah dalam mengurangi masalah kemacetan.
Sehingga, yang lebih tepat dilakukan pemerintah adalah mendorong terwujudnya transportasi massal yang murah dan nyaman, bukan malah memperburuk "penyakit" kemacetan di tanah air.
"Buat transportasi massal yang nyaman dan aman. Perbaiki infrastruktur yang ada. Pelayanan Public di tingkatkan, Mobil LCGC hanya menambah konsumsi masyarakat akan BBM (Bahan Bakar Minyak)," tambahnya.
Pengamat Ekonomi Riau ini juga memberikan solusi agar pemerintah bisa menjadi lebih aktif lagi dalam perbaikan infrastruktur yang ada, hal ini agar rasa nyaman saat menggunakan fasilitas umum bisa jadi lebih di rasakan oleh masyarakat.
Dian Rosari