GAGASANRIAU.COM, ROKAN HILIR - Buntut dari pemberitaan yang menuduh AKBP Andrian Pramudianto, Kapolres Rokan Hilir (Rohil) dituduh menerima uang sejumlah Rp.1 Milyar untuk kasus yang sedang berproses di Polres Rohil dibantah oleh Dr Muhammad Maliki.
Bantahan tersebut disampaikan Muhammad Maliki untuk memberikan klarifikasinya terkait tentang dugaan permainan uang dalam penanganan kasus di lingkungan Polres Rokan Hilir (Rohil) tersebut.
Bahkan kata dia dalam kasus tersebut ada pemutarbalikan fakta yang sebenarnya, dia juga menegaskan bahwa tuduhan terhadap AKBP Andrian Pramudianto sangat tidak benar.
Dimana nama Kapolres Rohil, AKBP Andrian Pramudianto, diseret-seret langsung dalam kasus tersebut. Bahkan Kapolres Rohil secara tegas menepis pemberitaan tersebut. AKBP Andrian Pramudianto menegaskan bahwa kabar tersebut bohong dan fitnah kepada institusi Polri dan dirinya secara pribadi.
“Saya tegaskan siapapun yang melanggar hukum apalagi main-main kasus kita sikat. Saya tidak mau institusi Polri tercoreng. Sebab kita konsisten menegakkan hukum sesuai undang-undang berlaku,” kata AKBP Andrian Pramudianto kepada wartawan, Minggu malam (18/12/2022).
AKBP Andrian mendesak kepada pihak-pihak yang membawa-bawa namanya, untuk bisa menyelesaikan kasus tersebut dan bertanggungjawab menjelaskannya secara gamblang dan terang kepada masyarakat.
“Saya tidak pernah menerima bahkan mengintruksikan apapun soal kasus yang sedang berproses untuk memperoleh keuntungan," tegas AKBP Andrian.
Baca Juga : Kapolres Rohil Murka ada Pihak Catut Namanya untuk Cari Uang
Kasus tersebut bermula adanya dugaan aliran uang sebesar Rp 1 miliar, dalam pusaran penanganan sebuah perkara di Polres Rokan Hilir, dari seseorang bernama Alex Sander.
Dan dalam pemberitaan sebelumnya disebutkan ada nama Muhammad Maliki juga ikut terseret sebagai penjembatan.
Merespon pemberitaan tersebut, Muhammad Maliki memberikan klarifikasinya pada Minggu malam itu (18/12/2022) melalui keterangan pers yang diterima bukamata.co.
Dalam keterangan pers tersebut M Maliki mengatakan supaya semuanya menjadi jelas dan terang maka dirinya perlu memberikan penjelasan. Sehingga menurut dia tuduhan miring itu tidak menjadi informasi liar di tengah masyarakat.
Maliki menerangkan, masalah tersebut awalnya bermula dari dia di datangi seorang temannya satu organsisai kepemudaan di Pekanbaru, bersama seseorang bernama Bripka Alex Sander dan istrinya Nopa Wiliana.
"Karena menganggap tamu, maka kedatangan Bhabinkamtibmas Panipahan itu di sambut dengan baik dan ramah " ujar dia.
Dalam kesempatan itu kata Maliki, diutarakanlah bahwa mereka minta dibantu mengurusi masalah Alex Sander, dalam rangka mencari keadilan atas persoalan yang ia hadapi di Polres Rokan Hilir.
“Saat itu sempat saya tanya kenapa datang ke saya?. Mereka menjawab, katanya saya dekat dengan Pak Kapolres Rohil,” ujar Maliki yang awalnya memang sangat keberatan merespon permintaan tersebut.
Namun kata Maliki dirinya terus di datangi sampai ke Pekanbaru yang kebetulan saat itu ia sedang membawa istrinya kontrol kehamilan.
Setelah merangkum semua persoalan yang dihadapi Alex Sander, dan setiba kembali ke Rokan Hilir, Maliki mengaku dia pun berdiskusi dengan dengan pihak Polres terkait masalah yang dimaksud. Hasilnya kata Maliki, bahwa kasus tersebut memang tidak bisa dibantu.
“Sifatnya kan saya membantu mencoba menjembatani. Karena mereka sudah bermohon-mohon kepada saya minta tolong. Tapi memang hasilnya tak bisa dibantu dan hal itu sudah saya sampaikan ke yang bersangkutan,” beber Maliki.
Maliki mengatakan melihat beratnya persoalan tersebut, ia pun tak berniat lagi untuk meneruskan dan menutup pintu untuk berusaha membantu. Namun lagi-lagi Bripka Alex Sander kata dia melalui isterinya tetap memohon agar bisa membantunya.
“Saat itu Nopa (isteri Bripka Alex Sander) berdalih kasian anaknya. Anak perempuannya itu sangat dekat sama ayahnya dan anaknya sangat bangga lihat ayahnya pakai seragam polisi sehingga tak jarang Alex harus pura-pura berdinas di depan anaknya,” cerita Maliki menirukan ucapan Nopa.
"Terharu dengan cerita tersebut dan hati saya pun tersentuh, karena saya juga bisa merasakan bagaimana menjadi seorang ayah. Untuk itu saya berupaya mencari jalan lain agar Bripka Alex Sander bisa kembali berdinas " kata dia.
Maliki juga mengakui bahwa saat itu, dia juga dititipkan sejumlah uang, sebagai upaya untuk membantunya menyelesaikan persoalan tersebut.
“Tapi apa mau di kata, saya hanyalah orang biasa saja sehingga hasilnya tidak sesuai keinginan,” bebernya.
Bahkan kata Maliki, Bripka Alex Sander sendiri dikirimin surat sidang etik sebanyak 2 kali, pertama 21 November dan kedua 24 November 2022. Setelah sidang kode etik internal itu ia dijatuhi sanksi PDTH (Pemberhentian Dengan Tidak Hormat) dari kepolisian.
"Itu artinya upaya hukum Alex Sander gagal, walaupun menang gugatan di pengadilan. Sejak itu mulailah butir kekecewaannya diluapkan ke publik oleh pihak Alex Sander " kata dia.
Maliki mengaku dia merasa tidak nyaman atas gagalnya upaya yang ia lakukan. Sementara Alex Sander dan keluarga punya harapan besar kepadanya. Bahkan Maliki pun menyampaikan akan mengembalikan uang yang sempat dititipkannya.
Hanya saja kata Maliki, Nopa (isteri Bripka Alex Sander) masih tetap berharap adanya pertolongan dari dirinya.
Dalihnya adalah, masih ada upaya hukum lain yang bisa di tempuh yaitu PTUN terkait hasil PTDH yang sudah diputuskan.
“Sejak itu mulailah kami ancang-ancang untuk mencari pengacara. Dari beberapa nama yang kami telusuri, jatuhlah pilihan kepada advokad Dedy Silitonga, SH, karena advokat ini pernah memenangkan kasus serupa saat PTUN,” kata Maliki.
Sejak itu Nopa terus mengajaknya untuk bertemu advokad Dedy Silitonga. Namun karena kesibukannya yang sedang praktek sebagai dokter internship, maka ia tidak bisa menerima ajakan tersebut.
“Dan ntah bagaimana ceritanya PH-nya tersebut berpindah kepada Adv Aga Khan, SH, MH (adik dari salah satu petinggi Polri) dan keputusannya tidak jadi PTUN melainkan banding. Sejak mengenal Adv Aga Khan, mereka mulai menyerang saya, dan menuntut uang segera di kembalikan dengan nada mendesak. Tapi saat itu juga saya bermohon untuk diberi waktu kepada istrinya melalui telepon dan istrinya menyetujui. Tetapi entah bagaimana ceritanya kesepakatan itu dilanggar dan saat ini mereka menyerang melalui media. Saya juga binggung kenapa mereka tiba-tiba menyerang seperti ini ke saya. Padahal saya membantu mereka dengan ikhlas. Bahkan saya juga membatu mereka saat mereka ingin menjual mobil (Toyota) Yaris nya kepada rekan-rekan showroom yang saya kenal,” kata Maliki.
Walaupun begitu Maliki tetap menghubungi Nopa dengan baik dan menyemangati mereka agar tetap sabar dengan kasus yang sedang di jalani.
Kemudian beberapa hari sebelumnya, Nopa juga sempat mengabarkan kalau suaminya, Bripka Alex Sander sudah bisa berdinas kembali.
“Tentu saya mengucapkan selamat dan tahniah atas capaian tersebut,” katanya.
Namun terkait uang yang sudah dititipkan Nopa kepadanya, tentu akan dikembalikan seluruhnya. Namun saat itu disampaikan pengembaliannya secara bertahap dan nopa pun menyetujui hal tersebut.
“Tapi sekarang sudah saya kembalikan hampir semuanya dengan bukti transfer yang sudah saya kirim juga ke Kak Nopa walupun kesepakatan awalnya uang operasional tidak perlu dibalikan karena di anggap itu bagian dari resiko dalam kepengurusan ini,” katanya.
Terkait tuduhan keterlibatan Kapolres Rohil AKBP Andrian Pramudianto, SIK, dalam pusaran ini, Maliki dengan tegas menyatakan tak ada keterlibatannya.
“Beliau tidak ada terima uang 1 rupiah pun dari saya tetapi emang benar saya ada berdiskusi ke Kapolres terkait hal ini dan beliau (AKBP Andrian Pramudianto) mengatakan sulit untuk dibantu dan jawaban tersebut juga yang saya sampaikan ke pihak Alex,” kata Maliki.
Ia juga menyinggung terkait tuduhan keterlibatan AKBP Nurhadi Ismanto, SIK. Maliki juga menyatakan Kapolres Dumai tersebut tidak terlibat, karena ia memang tidak pernah berdiskusi terkait kasus Alex ini ke AKBP Nurhadi Ismanto.
Justru Alex yang cerita kepadanya bahwa dia sangat dekat dulunya dengan Kapolres Nurhadi.
“Untuk itu saya minta kepada Kak Nopa Wiliana dan Bang Alex, ayolah jadi pribadi yang baik karena saya yakin kalian berdua orang baik. Jangan memutar balikkan fakta,” ajaknya.
Sebagaimana diketahui, kasus yang melilit Bripka Alex Sander ini berawal saat penangkapan Sandi Fitra warga Panipahan dalam kasus narkotika, dengan barang bukti 2 kg sabu yang menyeret namanya yang menjabat Bhabinkamtibmas ini.
Kejadian ini terjadi pada Rabu (21/10/20221) silam. Sehingga sejak saat itu Alex Sander tidak pernah masuk kantor dan bertugas sebagaimana mestinya hingga terjadi proses hukum dan akhirnya Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PDTH) Pertengahan Desember ini.