gagasanriau.com ,Jakarta-- [caption id="attachment_5209" align="alignleft" width="300"] Benua Eropa selalu menjadi salah satu tujuan bagi orang Indonesia yang berniat meneruskan pendidikan di luar negeri, dibuktikan dari data Delegasi Uni Eropa yang menyebutkan jumlah pelajar Indonesia di sana mencapai 7.000 orang.[/caption]
Meski sebagian besar belajar di negara Eropa Barat seperti Inggris dan Prancis, tetapi ternyata ada pula yang menjatuhkan pilihan belajar di belahan Eropa lainnya, seperti Republik Ceko atau Swedia. Hal ini terlihat dari pameran pendidikan European Higher Education Fair (EHEF) 2013 yang diselenggarakan di Hotel Sahid, Jakarta.
Berdasarkan pantauan Bisnis, booth perwakilan Kedutaan Besar Republik Ceko, Kedutaan Besar Polandia, Kedutaan Besar Swedia, serta universitas-universitas asal Hungaria selalu ramai oleh pengunjung.
Titin, staf Kedutaan Besar Republik Ceko, mengatakan walaupun pemerintah negara Eropa Timur itu tidak lagi menyediakan beasiswa bagi pelajar Indonesia tapi tiap universitas memunyai program beasiswa sendiri. "Biaya hidup di sana tidak semahal dengan di negara Eropa lainnya. Pelajar dan mahasiswa dapat berbagai dispensasi biaya, salah satunya diskon 20% untuk ongkos transportasi," sebutnya, Sabtu (12/10).
Ceko diklaim memiliki berbagai universitas yang bagus di bidang teknik serta seni.
Teknik juga menjadi bidang unggulan yang ditawarkan universitas-universitas Polandia. Joko, staf dari Kedutaan Besar Polandia, mengklaim jurusan IT di Warsaw University sebagai nomor satu di dunia. "IT, teknik, dan kedokteran di Polandia bagus," terangnya.
Sayangnya, sama seperti Republik Ceko, pemerintah Polandia tidak lagi memberikan beasiswa bagi pelajar asal Indonesia. Alasannya, Indonesia dinilai sudah tidak masuk dalam kategori negara berkembang.
Tapi, Joko melanjutkan biaya hidup di negara empat musim itu tidak semahal di wilayah Eropa lainnya, yakni sekitar €400 sebulan.
Delegasi Uni Eropa (UE) menuturkan saat ini sekitar 45% pelajar di seluruh dunia bersekolah di Eropa. Tahun ini saja diklaim lebih dari 4.000 mahasiswa asal Indonesia menempuh pendidikan tinggi di negara-negara UE, dan menambah jumlah pelajar Indonesia menjadi 7.000 di benua tersebut.
"Biaya kuliah di Eropa tidak terlalu mahal atau dalam kasus tertentu bahkan tidak harus membayar. Untuk membantu menutup biaya belajar, UE, negara anggota, dan universitas menawarkan berbagai beasiswa," papar Kepala Kerjasama Delegasi UE Franck Viault dalam pembukaan EHEF 2013, Sabtu (12/10).
Dia menyebutkan terdapat lebih dari 4.000 institusi pendidikan tinggi di Eropa dan banyak diantaranya universitas terkemuka di dunia yang menawarkan fasilitas mutakhir serta peluang penelitian yang besar. Viault mengatakan negara-negara di benua itu terus memperbaiki kualitas lembaga-lembaga pendidikan tingginya dan mendedikasikan investasi yang besar untuk penelitian dan pendidikan.
"Terlepas dari jenis program studi yang diambil, dengan menyelesaikan program di UE para pelajar memeroleh gelar akademis dan keahlian yang membuat mereka diakui di tingkat internasional," lanjutnya. Setiap tahunnya, UE dan negara anggotanya menyediakan 1.700 beasiswa bagi pelajar Indonesia.
EHEF 2013 menyertakan 115 universitas dari 15 negara, diantaranya Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Polandia, Italia, Republik Ceko, Swedia, Finlandia, Denmark, Spanyol, Irlandia, dan Hungaria. Pameran pendidikan ini digelar di Hotel Sahid, Jakarta pada 12-13 Oktober dari pukul 11.00 WIB hingga selesai.
Jadi, berminat melanjutkan sekolah di negara Eropa mana? Jangan lupa sesuaikan dengan latar belakang dan minat pendidikan Anda. Negara Eropa Timur lebih dikenal dengan keunggulannya di teknik, sedangkan Eropa Barat lebih bervariasi di social science.
Bisnis.com