[caption id="attachment_5121" align="alignleft" width="300"] Dahlan Iskan[/caption]
gagasanriau.com ,Timika- Gara-gara genset sewaan rusak, PT PLN (Persero) Rayon Timika, Papua, melakukan pemadaman bergilir. Manajer PLN Rayon Timika, Semuel Farwas, di Timika, Kamis (28/11), mengatakan kedua pembangkit yang mengalami gangguan itu merupakan mesin sewa dari PT Sewatama. "Satu unit dalam proses pemeliharaan rutin, sedangkan satu unit yang lain memang mengalami gangguan karena hampir terjadi kebakaran akibat baut turbo charger-nya terlepas sehingga oli masuk dan sempat terjadi percikan api," kata Farwas. Ia berharap perbaikan dua pembangkit tersebut bisa dilakukan dalam waktu satu dua hari ke depan sehingga kondisi kedua pembangkit tersebut bisa kembali normal untuk menyuplai daya listrik ke setiap pelanggan, agar tidak lagi terjadi pemadaman bergilir. Selain kondisi itu, Farwas juga menyebut beberapa waktu lalu sempat terjadi ledakan pada peralatan arester kubikel milik PLN Timika akibat memikul beban daya yang sangat besar. "Kami punya peralatan kubikel sebenarnya sudah tidak mampu lagi untuk memikul beban daya yang sangat besar. Rencananya, Sabtu, akan kami ganti total. Mudah-mudahan bisa bertahan untuk beberapa waktu ke depan sambil dilakukan pengadaan peralatan yang baru," ujarnya. Farwas mengatakan saat ini daya mampu terpasang PLN Timika hanya 18,2 mega watt, sementara beban puncak sudah mencapai 19,2 mega watt. Dengan kondisi defisif daya tersebut, PLN Timika terpaksa melakukan pemadaman bergilir. Untuk mengantisipasi kebutuhan listrik pelanggan menghadapi Natal dan Tahun Baru, pihak PLN menyewa lagi tujuh pembangkit dengan kapasitas sekitar empat mega watt.
Mesin sewa itu diperkirakan akan tiba di Timika pada pertengahan Desember sehingga bisa dioperasikan untuk mengantisipasi lonjakan pemakaian daya menjelang Natal dan Tahun Baru. "Fondasi mesin dan bangunan sementara kami kerjakan. Begitu tujuh unit mesin sewa itu tiba, kami langsung pasang untuk segera dioperasikan sehingga kami harapkan ke depan tidak lagi terjadi pemadaman bergilir dan masyarakat bisa menikmati listrik pada Natal dan Tahun Baru," tutur Farwas. Krisis listrik bukan hanya terjadi di Timika. Beberapa waktu lalu, Riau dan Sumatera Utara juga mengalami riset. Padahal, Waktu menjadi Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN), Dahlan Iskan pernah berjanji ke rakyat Indonesia bahwa krisis listrik akan selesai paling lambat Juli 2011. Bahkan, Dahlan Iskan kemudian memutuskan untuk melakukan pembelian genset dari Cina senilai Rp 700 miliar. Di Sumatera Utara dan Riau bahkan krisis listrik terjadi selama berbulan-bulan. General Manager PT PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR), Dodi Benjamin Pangaribuan menyatakan di WRKR terjadi defisit listrik sekitar 134,4 MegaWatt, sehingga terpaksa dilakukan pemadaman bergilir. “Itu benar. Dengan dilakukan pemadaman bergilir,tentunya semua pelanggan merasakan ketidaknyaman. Untuk itu, PLN mohon maaf," kata Dodi Benjamin Pangaribuan di Pekanbaru, 1 Oktober lalu. Dodi mengungkapkan, kebutuhan listrik di Riau pada waktu beban puncak dari mulai pukul 18.00 WIB hingga 22.00 WIB sebesar 450,7 MW, sedangkan kemampuan pembangkit listrik yang ada di Riau hanya 316,3 MW. Untuk menutupi kekurangan daya 134,4 MW, selama ini PLN WRKR mengandalkan pasokan dari Sumatera Barat melalui sistem interkoneksi Sumatera Bagian Tengah (Sumbagteng) dan Sumatera Utara sistem interkoneksi Sumatera Bagian Utara (Sumbagut). Juga dari menyewa genset. Ketua DPR Marzuki Alie sempat marah ketika mengetahui Riau dan Sumatera Utara mengalami krisisi listrik berbulan-bulan. "Tanya Dahlan Iskan, dulu berjanji 2012 bebas padam. Kita sudah mengeluarkan puluhan triliun bayar sewa genset. Rupanya jadi proyek sewa genset saja, bukan ditindaklanjuti bangun power plant yang murah," ujar Marzuki, 1 Oktober lalu. Dahlan Iskan sendiri ketika menjadi Direktur Utama PLN, selain pernah berjanji kepada rakyat Indonesia bahwa krisis listrik akan selesai paling lambat Juli 2011, juga menargetkan akan membuat satu juta sambungan listrik baru di Indonesia. Pemberitahuan soal ini dilakukan secara massif lewat berbagai media. PLN pun langsung kebanjiran tambahan permintaan listrik baru. Padahal, masalah krisis listrik belum bisa ditangani.
Untuk mengatasi dua masalah besar itu pun Dahlan Iskan sebagai Direktur Utama PLN menyewa genset besar-besaran kepada pihak swasta. Dahlan diduga bersama-sama dengan temannya yang bernama William Taylor serta istri dan anak kandung Dahlan mendatangkan genset bekas dari Cina senilai Rp 700 miliar. Genset-genset bekas itulah kemudian disewakan ke PLN untuk mengatasi krisis listrik. Anehnya, genset-genset untuk pembangkit listrik bertenaga diesel itu disewakan ke PLN tanpa prosedur lelang. Badan Pemeriksa Keuangan melaporkan, selain melanggar Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang Pengadaan Barang dan Jasa, penggunaan genset sewa eks Cina ini juga boros bahan bakar dan bertarif mahal. Pemakaian bahan bakarnya tiga kali lipat lebih mahal dibandingkan jika menggunakan batubara atau gas. Namanya barang bekas, genset-genset itu juga gampang rusak dan tak ada pula layanan purna-jualnya. Akibatnya, sampai detik ini, banyak daerah di berbagai provinsi masih mengalami krisis listrik, seperti di Riau dan Sumatera Utara. Apalagi, akibat menyewa genset yang boros dan gampang rusak itu, seperti tertera dalam hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan, negara dan rakyat dirugikan Rp 37,6 triliun. Asatunews