Petani Tebu : "Dahlan Iskan Pembohong

Selasa, 28 Januari 2014 - 02:34:05 wib | Dibaca: 2149 kali 

Gagasanriau.com ,Jakarta-Masyarakat dan Petani Tebu di Jawa Barat yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) kembali menagih janji Menteri BUMN Dahlan Iskan. Tahun lalu, Dahlan menjanjikan akan memberi rendemen tebu minimal 7% di 2013. Meski tahun 2013 sudah berlalu, janji manis Dahlan Iskan terasa pahit oleh puluhan ribu petani tebu Indonesia.


Anwar Asmali, Ketua APTRI DPD Jawa Barat, mengatakan rata-rata rendemen tebu di 2013 6,2%-6,3% di 5 pabrik gula (PG) yang berada di bawah naungan PT PG Rajawali II di Cirebon (BUMN). Bahkan, memasuki tahun 2014, rendemen tebu pesimistis dapat mencapai 7% hingga 8% sesuai yang diinginkan petani.


Dia menuturkan, dengan rendahnya rendemen tebu tidak hanya petani yang dirugikan. Masyarakat juga dirugikan karena harus membeli gula lebih mahal.


“Kami bisa memberikan harga dasar gula di bawah Rp10.000 per kilogram asal rendemen tebu minimal 8%. Sekarang sudah tahun 2014, tapi janji Dahlan Iskan tak kunjung terwujud. Kami sudah lelah menanti realisasinya. Dahlan Iskan tidak bisa dipercaya," katanya, Senin (27/1).


Anwar mengungkapkan, pihaknya menilai PT PG Rajawali II (BUMN) seolah memberikan intruksi kepada tiap pabrik gula untuk memberikan rendemen rendah. Instruksi itu jelas-jelas bertentangan dengan janji Menteri BUMN Dahlan Iskan, selaku atasan Direksi PT PG Rajawali.


“Padahal, Menteri BUMN dua tahun lalu menjanjikan memberi rendemen tebu minimal tujuh persen, maka sekarang kami akan menagih janjinya kembali," ungkapnya.


Pada musim giling 2013, rata-rata rendemen tebu di Jawa Barat sebesar 6,1%-6,2% atau menyentuh level terendah akibat anomali cuaca yang terus berlangsung. Padahal, rata-rata rendemen pada musim giling tahun sebelumnya (2012) mencapai 7%.


"Janji Pak Menteri BUMN hanya angin surga. Rendemen 7-8% hanya enak didengar di telinga,  kenyataannya bohong besar. Sekarang malah lebih rendah dari sebelumnya," ujar Tatang, pengurus asosiasi, dengan kesal.

asatunews


Loading...
BERITA LAINNYA