Dianggap Resahkan Masyarakat Riau KAK Desak KPK Tahan RZ

[caption id="attachment_1766" align="alignleft" width="300"] Spanduk Liar yang berisi Dukungan Terhadap Gubri Beredar Di Pekanbaru[/caption]

gagasanriau.com- Manuver politik Rusli Zainal dianggap Koalisi Anti Korupsi (KAK) meresahkan masyarakat Riau dan menggelapkan fakta yang sebenarnya atas keterlibatan Rusli dalam kasus hukum yang menimpanya.

Rusli Zainal yang merupakan gubernur Riau juga tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi penyuapan terkait dengan perubahan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2010 tentang Peningkatan Dana Anggaran Kegiatan Tahun Jamak untuk pembangunan venues pada kegiatan Pekan Olah Raga Nasional (PON) XVIII di Provinsi Riau dan dugaan tindak pidana korupsi terkait penilaian serta pengesahan Bagan Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (BKUPHHKHT) pada areal yang diberikan izin UPHHK-HT Tahun 2001 – 2006 di Kabupaten Pelalawan dan Tahun 2001 – 2007 di Kabupaten Siak.

KAK menerangkan dalam rilisnya Kamis 21/2/2013 bahwa manuver politik yang dilakukan oleh RZ seperti menggelar upacara dihalaman kantor gubernur Riau pada tanggal 11/2/2013 yang dalam pidatonya mengatakan bahwa dirinya terkena “musibah” adalah bentuk pemutar-balikan fakta yang sesungguhnya karena perbuatan melanggar hukum ini bukan dianggap “musibah”namun murni tindakan kriminal korupsi yang disangka kepadanya oleh KPK berdasarkan kebijakan dan sepak terjangnya untuk memperkaya pribadi dan kroni-kroninya. Dan upacara itupun tambah KAK dalam rilisnya dibumbui dengan agenda tangis-tangisan serta romantisme semu yang kebanyakan dari peserta adalah PNS.

Tidak sampai disitu saja data yang disampaikan oleh KAK menuliskan bahwa pada tanggal 12/2/2013 RZ kembali bikin manuver politik dengan mengunjungi Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, serta didalam pidatonya ia mengikrarkan diri sebagai “Bapak Pembangunan” bagi provinsi Riau. Hingga dihari yang sama terjadi tindakan kekerasan fisik terhadap aktifis anti korupsi yakni mahasiswa HMI MPO akibat membentangkan spanduk yang bertuliskan “Pak Koruptor Mundur Dari Jabatannya” dan “Bumi Lancang Kuning, Bukan Bumu Lancang Koruptor” akibatnya 4 aktifis mahasiswa tersebut babak belur dipukuli oleh protokoler gubernur serta oknum LAM. Satu orang dari empat aktifis mahasiswa tersebut luka parah pada hidungnya hingga kini 22/2/2013 akibat tindakan kekerasan yang terjadi.

Tindakan kekerasan juga dilakukan oleh Oknum LAM Riau terhadap jurnalis yang mengambil gambar aksi kekerasan tersebut dengan merampas kamera digital milik jurnalis.

Bahkan LAM melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Pekanbaru dengan isi laporan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan 4 aktifis mahasiswa.

KAK di akhir rilisnya menyampaikan 6 tuntutan ke berbagai pihak seperti KPK, Kapolda Riau serta Lembaga Adat Melayu(LAM) Riau. Dalam tuntutannya KAK mendesak KPK agar segera menahan dan memproses hukum RZ atas kerterlibatannya dalam kasus-kasus korupsi yang sudah ditetapkan KPK.

Meminta RZ secara sadar diri untuk mengundurkan diri sebagai gubernur Riau untuk menunjukan komitmennya dalam pemberantasan korupsi seperti yang pernah ia deklarasikan pada tahun 2004 yang lalu.

Kapolda Riau Suedi Husin untuk mengusut tuntas tindak kekerasan yang dilakukan oleh protokoler gubernur dan Oknum LAM terhadap aktifis mahasiswa pada tanggal 12/2/2013.

Lembaga Adat Melayu Riau segera mungkin mencabut gelar Datuk Setia Amanah yang diberikan kepada RZ, karena KAK menilai RZ tidak amanah serta LAM juga didesak mencabut laporan polisi terhadap 4 aktifis mahasiswa di Polresta Pekanbaru.

KAK juga mengajak seluruh masyarakat Riau untuk tidak terpancing akrobatik murahan para koruptor untuk meminta dukungan dan simpatik ditengah kondisi bangsa ini terpuruk akibat kejahatan kemanusian yang bernama korupsi*Adit*