Menyikapi Murahnya Harga Jual Kelapa Rakyat

Buchary: Kelapa Urat Nadi Masyarakat Inhil


Dibaca: 3935 kali 
Sabtu, 11 Agustus 2018 - 23:54:21 WIB
Buchary: Kelapa Urat Nadi Masyarakat Inhil
GAGASANRIAU.COM, TEMBILAHAN -Kabupaten Indragiri Hilir memiliki letak geografis yang sangat strategis, ada begitu banyak potensi alam yang dimilikinya, mulai dari pariwisata sampai kepada hasil pertanian, namun yang paling menonjol adalah hasil pertanian perkebunan kelapa memiliki bentangan hamparan kelapa yang sangat luas, bahkan beberapa media menyebutkan Indragiri Hilir 'Negeri Hamparan Kelapa Dunia'.
 
Luas lahan dan banyaknya hasil panen yang dihasilkan oleh petani kelapa rakyat tentu menjadi komoditas unggulan masyarakat, bahkan menjadi urat nadi masyarakat untuk menopang perekonomian mereka yang memiliki kualitas yang produktif, berkualitas ekspor dan juga digunakan sebagai bahan mentah olahan pabrik-pabrik minyak goreng yang ada di Indragiri Hilir bahkan diekspor keluar negeri. Sistem pemasarannya juga beragam ada yang memasarkan kelapanya kepada perusahaan terdekat, ada juga yang memasarkannya kepada pengusaha-pengusaha jual beli kelapa. Dari tingkat keberagaman ini, tentu harusnya memiliki daya saing harga yang memicu kesejahteraan masyarakat. 
 
Komoditas pertanian kelapa merupakan urat nadinya masyarakat pada saat sekarang ini, yang harus mendapat perhatian yang sangat serius. Dalam hal ini tentu pemerintah yang harus mengakomodir hasil pertanian dengan memfasilitasi kepada pelaku-pelaku usaha. Sejauh ini pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan harga jual kelapa dengan rancangan Sistem Resi Gudang (SRG) yang sampai pada hari ini masih belum ada titik terang, tentu masyarakat sangat antusias menanggapi program-program yang dicanangkan oleh pemeritah, karena masyarakat yakin kepada pemerintah untuk mengakomodir hasil perkebunan masyarakat ini. 
 
Pemerintah juga telah melakukan Festival Kelapa Sedunia, tendesi dari kegiatan seremonial seperti ini seharusnya mempengaruhi harga jual kelapa dengan menarik perhatian investor-investor asing maupun lokal bagaimana mengembangkan perkebunan kelapa, pemasaran kelapan dan olahan kelapa dengan menjadikan kelapa sebagai komoditas unggulan sebagai bahan mentah dan dapat diproduksi menjadi bahan siap pakai/saji. Justru kegiatan tersebut malah sebaliknya hanya memberikan efek "Kemeriahan Sesaat" dengan gaung mendunia walaupun hanya dihadiri beberapa negara tetangga, tidak masalah, meskipun demikian masih ada sedikit usaha yang dilakukan.
 
Kelapa merupakan buah yang memiliki potensi jual yang sangat kolektif untuk ukuran perbutirnya, mulai dari sabut, tempurung/batok, daging/isi kelapa, kulit ari, santan bahkan ampas kelapapun bisa diolah. Namun, kelapa masih memiliki harga jual petani kepada pengusaha dan perusahaan-perusahaan masih belum memiliki standar baku harga. Harganya adalah harga kadang-kadang, kadang-kadang mahal kadang murah.
 
Murahnya harga kelapa akan memberikan efek yang negatif dalam kehidupan masyarakat, susahnya tingkat perekonomian didalam kehidupan masyarakat akan mempengaruhi lingkungan internal keluarga dan eksternal keluarga, internal keluarga bahkan ini menjadi global karena sangat berkaitan dengan harga sembako yang tidak seimbang, menyebabkan petani dirugikan. Bahkan murahnya harga jual kelapa mempengaruhi tingkat kriminalitas karena benturan ekonomi dan juga murahnya harga kelapa akan membangun opini buruk terhadap pemerintah, pengusaha dan pabrik pengelola hasil petani kelapa. 
 
Menyikapi hal tersebut semua elemen, stekholder yang ada seharusnya bersinergi, sebenarnya kualitas kelapa yang bagaimana yang diinginkan oleh pengusaha-pengusaha kelapa?. Apa yang menjadi harga kelapa sampai sejauh ini tidak memiliki standar harga minimum serta permintaan pasar kelapa sejauh ini bagaimana perkembangannya.
 
Sistem jual beli pada saat ini yang terjadi memiliki dua versi pertama sistem bertoke dan kontan, bertouke yaitu dengan memberikan komosi-komisi kepada pembeli-pembeli kelapa/tuan kelapa, persentasi yang diberikan cukup fenomenal, untuk kondisi harga kelapa stabil mecapai 20% sedangkan untuk harga murah mencapai 30-40%  dengan harga jual. Sistem yang kedua adalah kontan, penjualan yang dilakukan langsung dengan komisi kolektif. 
 
Untuk itu penulis berharap Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir memberikan solusi pengupayaaan penstabilan harga kelapa rakyat. Ada banyak sistem seharusnya yang harus dievaluasi agar semua lini terkait dengan kelapa petani ini bisa berjalan, pemerintah dan pelaku usaha sebagai jembatan mempasilitasi dan mengakomodir seluruh aktivitas jual beli kelapa agar dapat memberikan pemahaman-pemahaman agar komoditas unggulan Indragiri Hilir ini bisa stabil.
 
Penulis: Buchary

Akses gagasanriau.com Via Mobile m.gagasanriau.com
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA
KABAR POPULER
KANTOR PUSAT:
Jl. Kertama Marpoyan Damai Perum Nusa Indah A48 Pekanbaru, Riau. 28125
Email: [email protected]
DOWNLOAD APP GAGASANRIAU.COM

  
tembilahan situspoker situspoker agenpoker daftarpoker reviewpoker pokerterbaru poker