Riau

PLN Riau Kepri Makin Bobrok, Gubri Berikan Perhatian Khusus

"Inilah kondisi kita, pemadaman listrik makin parah mengganggu kerja kita," kata pria yang akrab disapa Andi Rachman itu.

Ia mengeluhkan kondisi kelistrikan Riau kini semakin parah karena pemadaman listrik yang makin sering terjadi. Pemadaman listrik di Kota Pekanbaru durasinya bisa mencapai 6-7 jam sehari, dan kerap tidak sesuai jadwal yang dikeluarkan PLN. Andi Rachman meminta PLN untuk lebih serius bekerja, karena rencana proyek dua pembangkit listrik di Riau terus mengalami penundaan. Apalagi, kondisi listrik dari PLN makin parah karena untuk pertama kalinya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang tidak berfungsi akibat kekurangan air diwaduknya.

"Kekurangan (listrik) kita masih banyak, namun dua pembangkit malah tertunda. PLTA kita juga kering, ini baru pertama kalinya mesih terpaksa dimatikan karena tidak ada air untuk mendorong kerja (turbin)," kata Andi.

Menurut dia, kinerja PLN dalam melayani listrik bagi masyarakat Riau juga belum ada kemajuan berarti karena dalam perhitungan Pemprov Riau, rasio elektrifikasi baru 69 persen dari total populasi yang kini sekitar enam juta jiwa. Namun, PLN justru punya perhitungan berbeda dan mengklaim rasio elektrifikasi sudah 89 persen.

"Kita hitung rasio elektrifikasi dari jumlah penduduk, tapi PLN dari jangkauan jaringannya," keluh Andi.

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Pekanbaru Edwar Sanger, meminta petinggi PLN di Riau untuk membuat solusi jangka pendek sebagai antisipasi krisis listrik agar tidak makin membebani masyarakat, ketika proyek pembangkit listrik yang baru terkendala. Riau kini membutuhkan petinggi PLN yang punya sifat pejuang untuk mencari solusi dengan cepat.

"Sebagai ilustrasi saja, masalah kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan yang sudah 18 tahun terjadi di Provinsi Riau bisa kita atasi dan carikan solusinya, dan Alhamdulillah tahun ini tdk terjadi lagi di Riau. Kita mengharapkan PLN juga bisa mencarikan solusinya agar di Pekanbaru tidak lagi terjadi pemadaman," tegas Edwar yang juga menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau.

Edwar menilai, solusi yang bisa dilakukan adalah PLN meminta pelanggan industri besar, seperti hotel dan pusat perbelanjaan, untuk keluar dari sistem dan menggunakan mesin genset saat beban puncak untuk mengurangi pemadaman listrik kepada pelanggan biasa.

"Sekarang ini banyak hotel-hotel dan mal baru bermunculan di Pekanbaru kok mereka dapat sambungan listrik juga, katanya PLN kekurangan daya? Seharusnya pelanggan besar seperti itu diminta gunakan genset sendiri saat beban puncak karena mereka memang punya dana untuk untuk itu, sepaya jangan masyarakat dan pengusaha kecil seperti tukang jahit terkena pemadaman listrik sampai berjam-jam," katanya.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar