Daerah

Junaidi: Ekonomi Goncang, Petani Inhil Harus Perkuat Tanaman Pangan

Ketua Komisi II DPRD, H Ir Amd Junaidi An MSi
GAGASANRIAU.COM, TEMBILAHAN - Goncangan badai wabah pandemi virus corona (COVID-19) menimbulkan epek perekonomian masyarakat terganggu, terlebih masyarakat bawah yang sangat rentan.
 
Semua perputaran ekonomi di sektor riil dan perbankan terganggu, diprediksi akan menimbulkan krisis pangan dan juga krisis ekonomi yang dirasakan masyarakat petani Indragiri Hilir.
 
Untuk menghindari krisis pangan tersebut, Ketua Komisi II DPRD, H Ir Amd Junaidi An MSi, mengajak masyarakat untuk memperkuat tanaman pangan lokal sebagai bagian dari gerakan ketahanan pangan nasional.
 
"Petani Inhil harus memperkuat tanaman pangan. Langkah ini penting agar mengantisipasi menghadapi inflasi harga bahan pokok," kata politisi Partai Golkar ini saat diwawancarai GAGASAN di ruangan Komisi, Kamis (4/6)
 
Menurut Juanidi, situasi sulit akibat wabah corona belum diketahui sampai kapan berakhir. Pemerintah harus menggalakkan dan menyerukan kepada petani memanfaatkan lahan kosong untuk menggenjot produksi pangan lokal.
 
"Pemerintah harus mendorong petani Inhil untuk memanfaatkan lahan kosong menanam komoditas pangan lokal, seperti, jagung, ubi, padi dan lainnya," paparnya.
 
Dinas Pertanian harus bergerak pasti mengintruksikan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk membimbing masyarakat petani untuk bercocok tanam.
 
"Saya berharap, penyuluh lapangan untuk turun kelapangan mengajak masyarakat memanfaatkan lahan kosong. Jangan biarkan sejengkal tanah tidak tanam, jangan sampai ada waktu kosong untuk tidak tanam," katanya.
 
Diprediksi Ketahanan Pangan Mampu Bertahan 5 Bulan
 
Juanidi memprediksi jika pemerintah impor barang pokok, harga jual barang akan naik, dan dikhawatirkan terjadi inflasi, otomatis harga bahan pokok akan melonjak disaat wabah korona belum usai.
 
Ditambah lagi suplai logistik terganggu dan keterbatasan daya beli masyarakat menurun, hingga perekonomian masyarakat petani terganggu dan mengalami krisis pangan. 
 
Maka dari itu, Junaidi berharap masyarakat petani memperkuat ketahanan pangan. Diprediksi kemampuan pangan petani hanya mampu bertahan 5 bulan, paling kuat 8 bulan.
 
"Disaat ekonomi kerakyatan merosot, masyarakat harus mampu bertahan memanfaatkan apa yang bisa dimakan. Kemampuan pangan diprediksi hanya mampu bertahan 5 bulan," terang Junaidi.
 
Dikatakan Junaidi, Pemerintahan harus mengangkat ekonomi petani dan pelaku usaha dengan tidak memangkas anggaran program peningkatan ekonomi. Bantuan modal Usaha Kerakyatan Masyarakat (UKM) harus dinaikkan, serta bantuan bibit dan cetak sawah.
 
"Program peningkatkan ekonomi jangan dipangkas tahun ini, seperti bantuan UKM, cetak sawah harus dikuatkan. Untuk pembangunan fisik silahkan pangkas, karena itu tidak begitu penting," tukasnya.
 
 


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar