Parlemen

Soal Pembangunan Pasar Induk, Ini Pandangan DPRD Pekanbaru 

Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru H Fathullah

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Pembangunan pasar induk yang digadang-gadangkan oleh Walikota Pekanbaru, Firdaus untuk menjadi central grosiran bahan pokok terbesar di Pekanbaru semakin tak jelas kelanjutannya.

Pengerjaan yang dilakukan oleh PT Agung Rafa Bonai (ARB) yang menjadi rekanan Pemko Pekanbaru untuk membangun pasar induk mandek, terlebih pembangunan ini sudah dimulai sejak tahun 2016. Hingga memasuki tahun 2021 belum ada tanda-tanda apakah pembangunan akan dilanjutkan kembali atau tidak.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru, Roni Pasla mengatakan seharusnya saat ini pembangunan pasar induk sudah selesai. Karena dalam kontrak pengerjaan pembangunan itu dikerjakan dalam waktu sekitar 2tahun.

"Meskipun mereka (ARB) terus membayar royalti, yang dibutuhkan itu bukan hanya sekedar royalti. Tapi yang harus diterima adalah manfaat pasar induk ini, sekarang gak ada pasar induk jadi sekarang pasar-pasar yang ada menjadi tidak beraturan," kata Roni, Senin (22/2/2021).

Apalagi pembangunan pasar cik puan juga sampai saat ini tidak ada kejelasan," tambahnya.

Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, seharusnya Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru membuat target-target pengerjaan pembangunan pasar. Wabilkhusus pembangunan Pasar Cik Puan yang dinilai merusak wajah kota Pekanbaru.

Roni juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru yang terkesan cuek dengan permasalahan pembangunan pasar ini, dimana seharusnya Disperindag sudah memberikan hukuman kepada PT ARB yang tidak selesai melakukan pembangunan.

"Penalty inilah yang harus dikenakan, meskipun dia tetap bayar bisa saja kita memutuskan kontrak. Pemutusan kontrak tentu dengan cara melakukan kajian terlebih dahulu dan harus mencari pihak yang mau melanjutkan pembangunan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya Nofrizal, Wakil Ketua DPRD Pekanbaru juga mengaku bingung dengan apa kendala yang tengah dihadapi oleh Pemko Pekanbaru dan juga pihak ketiga dalam melakukan pembangunan pasar induk ini.

"Perencanaan sudah, pengkajian sudah, pelaksanaan juga sudah. Kok bisa amburadul gitu, ini ada apa? Duit tersedia di APBD, kan aneh," kata Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Nofrizal, Kamis (4/2/2021) lalu.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan sejatinya pasar induk sendiri memiliki potensi yang sangat besar, hanya saja potensi tersebut tidak dibarengi dengan keseriusan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru.

"Seharusnya pembangunan ini dibarengi dengan marketing, tapi mungkin peminat tidak ada mangkanya ngedrop. Bahkan model pasarnya bagaimana kita (DPRD) juga tidak tau," tegasnya.

Lebih jauh ia juga mempertanyakan lokasi pembangunan pasar induk di Jalan Soekarno-Hatta, padahal saat ini menurutnya posisi pasar induk yang menurutnya strategis adalah di kawasan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS).

"Nyatanya pasar induk lebih cenderung di dekat terminal, kenapa gak dibangun disana saja. Semuanya amburadul, perencanaan, pengkajian dan pelaksanaan," tandasnya. 

Sementara itu, menurut Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru H Fathullah, pihaknya meminta Pemerintah Kota Pekanbaru untuk menindaklanjuti PT Agung Rafa Bonai (ARB) selaku pihak pengembang yang membangun pasar induk. Pasalnya, saat ini pembangunan pasar mengalami pemberhentian operasional.

"Kita minta Pemko untuk betul-betul tegas. Karena ini sudah terlalu lama, jadi ini membuat mubazir. PT ARB juga sangat rugi karena jika pasar ini tidak selesai, duitnya ya terbenam disitu aja. Jadi, Pemko Pekanbaru harus mengambil solusi bagaimana melanjutkan pasar induk ini," kata Fathullah, Senin (22/2/2021).

Berdasarkan informasi yang diterima, Fathullah menilai PT ARB telah kewalahan membangun pasar induk karena adanya masalah anggaran.

"Kalau seperti ini Pemko menunjuk orang yang tidak sesuai dengan anggaran yang telah disiapkan maka berarti ini salah, harus kita tinjau ulang," terangnya.

Menurut Fathullah, pasar induk akan menjadi central grosiran bahan pokok terbesar di Kota Pekanbaru. Tak hayal, pasar tersebut sangat dibutuhkan oleh pedagang-pedagang yang ada di Kota Pekanbaru.

"Semua barang-barang masuk seperti sayur-mayur, beras dan semua bahan pokok lainnya ini masuknya harus melalui pasar induk. Selain itu, pasar ini juga menjadi sumber pajak yang bisa menggenjot PAD Kota Pekanbaru," ungkapnya.

Politisi Gerindra ini meminta Pemko Pekanbaru untuk mengevaluasi PT ARB terkait kelanjutan pembangunan pasar induk. "Sanggup tidak mereka (ARB) mengerjakan? Kalau mereka tidak sanggup, ya kita alihkan dengan perusahaan yang sanggup melanjutkan pembangunan pasar induk ini," tegasnya. 


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar