Kebakaran Lahan Di Pulau Padang, Terparah Sejak beroperasionya PT. RAPP

Senin, 24 Maret 2014 - 08:17:59 wib | Dibaca: 2163 kali 

Gagasanriau.com, Pekanbaru-Sutarno, Kepala Desa Sungai Anak Kamal Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau mengatakan bahwa kebakaran yang terjadi di perkebunan masyarakat dengan julukan pulau gambut itu adalah kejadian terparah selama ini yang ia ketahui.

Di Pulau Padang memang kebakaran sepanjang yang saya tahu, ini terbesar dan luar biasa"kata Sutarno melalui pesan telepon genggamnya kepada Gagasanriau.com Senin (24/3/2014).

Dituliskan Sutarno dalam pesannya penyebab dari kebakaran lahan ini karena dibuatnya pembukaan hutan dan lahan secara massif serta kanalisasi lahan oleh perusahaan Hutan Tanaman Industri di pulau gambut itu.

"jelas tanah terlalu kering, dan sumber air terlalu sulit, penyebab saya pikir kompleks, bisa jadi dampak kanalisasi, juga kemarau yang sangat panjang"papar Sutarno lagi.

Dituturkan Sutarno lagi, untuk memadamkan api yang terus merambat masyarakat hanya menggunakan alat seadanya tidak peralatan pemadam yang memadai, hanya dengan menggunakan ember untuk menimba air dan pompa racun rumput.

Sutarno juga mengungkapkan bahwa sebanyak 19 desa di Pulau Padang lahannnya terbakar hanya ada satu desa yang tidak terbakar yakni di Desa Bandul. Dan akibat kebakaran tersebut ribuan hektar perkebunan masyarakat berupa karet dan sagu habis ludes terbakar.

Bantuan dari pemerintah setempat yakni Dinas Kehutanan (Dishut) Kabupaten Kepulauan Meranti hanya berupa mesin pompa mereka Robin, namun tidak mampu membendung si jago merah karena lahan terbakar secara cepat.

Sementara PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP) sebagai pemilik konsesi terluas di Pulau Padang dan pembabat hutan dan lahan sampai saat ini kata Sutarno belum ada membantu masyarakat untuk memadamkan lahan mereka yang terbakar.

Sampai berita dimuat dijelaskan oleh Sutarno, dibeberapa desa masih terjadi kebakaran dilahan warga, namun di Desa Sungai Anak Kamal sendiri sudah berhasil dipadamkan oleh masyarakat secara bergotong royong.

Tata Haira

 


Loading...
BERITA LAINNYA