Selama 2013 Lima Tewas Dan 27 Korban Luka Konflik Lahan Di Riau

Selasa, 10 Juni 2014 - 11:29:36 wib | Dibaca: 1962 kali 

Gagasanriau.com Pekanbaru-Adanya unsur kesengajaan pihak Kementerian Kehutanan selama 7 tahun tidak ada keseriusan untuk menyelesaikan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi (RTRWP) menurut aktifis petani Bima Nusantara adalah penyebab utama terjadinya banyak korban baik materi maupun nyawa melayang hingga kriminalisasi masyarakat kecil dalam konflik lahan dengan pemodal.

Senada apa yang disampaikan oleh organisasi lingkungan di Riau Scale Up yang memaparkan data kepada pers.

"Selama 2013 telah ada lima jiwa melayang dan 27 korban luka-luka dalam konflik lahan di Riau. Angka ini jauh meningkat dibandingkan tahun sebelumnya," kata Direktur Eksekutif Scale Up, Harry Oktavian, dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Selasa (10/6/2014).

Ia mengatakan, jumlah korban jiwa yang meninggal dunia pada 2013 akibat konflik lahan hanya satu orang sedangkan 37 orang mengalami luka-luka.

"Belum disahkannya Rancangan Tata Ruang Tata Wilayah Provinsi Riau oleh Menteri Kehutanan, tak hanya menciptakan ketidakpastian mengenai kawasan, melainkan juga berdampak terhadap peningkatan jumlah konflik," katanya.

Menurut kajian Scale Up, lanjutnya, tingginya konflik dalam masalah agraria salah satunya akibat ketidakpastian RTRWP yang pemicu gesekan serta bentrokan warga dengan perusahaan.

"Akibat belum disahkannya RTRW Riau oleh Menhut, membuat ketidakpastian masyarakat terhadap ruang kelola sebagai sumber kehidupan, ketidakpastian bagi bisnis, sering terjadinya konflik serta adanya indikasi pembiaran Menhut untuk tidak menandatangani berkas pengajuan RTRW tersebut," katanya.(Ant)


Loading...
BERITA LAINNYA