Gagasanriau.com Pekanbaru-Makin parahnya kondisi udara di Provinsi Riau karena kabut asapĀ yang disebabkan kebakaran lahan dan hutan Pemerintah Provinsi sudah melakukan pencegahan serius dengan mengerahkan seluruh dinas terkait dan bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). "Tiap hari kita dapat laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kalau kondisi sekarang ini makin parah, maka akan kita tingkatkan dari siaga menjadi tanggap," ujar Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman di Pekanbaru, Kamis (18/9/2014) dilansir dari antara. Menurutnya, setiap hari pihaknya mendapatkan laporan dari berbagai daerah di provinsi tersebut mengenai kabut asap yang diteruskan ke Posko Satgas Tanggap Tarurat Bencana Asap Riau yang didirikan Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadi Pekanbaru. Pihaknya juga melakukan koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang bekantor di Jakarta dan melakukan rapat secara rutin setiap hari terutama pada pagi dan sore hari untuk melakukan antisapasi gangguan kabut asap. "Kita tidak ada berhenti seperti pagi dan sore tetap menggelar pertemuan, seperti kemarin mengenai helikopter yang akan kita gunakan. Ada satu unit helikopter mau ditarik, tapi kita minta tetap dipertahankan sini dulu," katanya. Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru menyebutkan jumlah titik panas di Pulau Sumatera berjumlah 329 titik yang tersebar di beberapa provinsi diantaranya seperti Sumatera Selatan 218 titik, Jambi 49 titik dan Riau 29 titik. Kualitas udara hampir seluruh kabupaten kota di Riau sudah tidak lagi dalam kategori sehat. Bahkan hanya sedikit Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menunjukkan kualitas sedang, sedangkan rata-rata ISPU sudah memasuki kategori tidak sehat hingga berbahaya. Pantauan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Riau menunjukan kualitas udara di Kandis, Kabupaten Bengkalis sebesar 473 polutan standar indeks (psi), Perawang, Kabupaten Siak 274 psi, Rumbai, Kota Pekanbaru 190 psi, Petapahan, Kabupaten Kampar 153 psi dan Kota Dumai 89 psi. "Itu belum data semuanya dari 12 kabupaten/kota di Riau. Data itu bisa berubah sewaktu-waktu atau tergantung kualitas udara yang dihasilkan sekitar alat ISPU yang dipasang," kata Kepala BLH Riau, Yulwiriati Moesa. (Advertorial)