Gagasanriau.com Pekanbaru-Meski sempat turun hujan beberapa hari yang lalu. Provinsi Riau masih diselimuti kabut asap. Pekatnya kabut asap mengganggu jarak pandang hingga 1,5 kilometer. Hal ini disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Pekanbaru, kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti sebagian wilayah Provinsi Riau.
"Termasuk di Pekanbaru khususnya pada waktu pagi,"kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Pekanbaru Sugarin kepada pers di Pekanbaru, Jumat (13/3/2015)
Menurut dia, kabut asap yang menyelimuti sebagian besar wilayah Pekanbaru adalah kiriman atau dampak kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilaya kabupaten di Riau.
Meski begitu, Sugarin menjelaskan bahwa jumlah titik panas (hotspot) dan titik api (firespot) tidak begitu banyak. BMKG Stasiun Meteorologi Pekanbaru pada pagi ini mendeteksi kemunculan kabut asap secara merata di Pekanbaru, hingga menyisakan jarak pandang sekitar 1,5 kilometer.
"Kami mengamati, kabut asap hanya terjadi di Pekanbaru. Karena daerah lain seperti Dumai masih normal dengan jarak pandang enam kilometer, Pelalawan jarak pandang lima kilometer (haze), dan Rengat jarak pandang lima kilometer (haze)," katanya.
Sugarin mengatakan, hasil pencitraan Satelit Modis menggunakan sensor Terra dan Aqua mendeteksi ada empat titik panas di Riau yang tersebar di sejumlah wilayah luar Pekanbaru. Terbanyak berada di Kabupaten Pelalawan yakni tiga titik panas dan satu lagi berada di Kampar.
"Saat ini terjadi penurunan kualitas udara di Pekanbaru hingga menjadi kategori sedang atau berkisar 81 polutan standar indeks (psi)," katanya.
Sampai saat ini Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan serta Bencana Kabut Asap Riau masih terus bekerja mulai dari pemantauan udara hingga pemadaman di lokasi kebakaran.
Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan perusahaan dan pemerintah daerah kabupaten/kota untuk bersama-sama mengatasi persoalan ini.
sumber antara