Gerak SADC Mulai Panaskan ASIT

Sabtu, 04 April 2015 - 02:57:59 wib | Dibaca: 1863 kali 

Gagasanriau.com Pekanbaru- Kebolehan mengolah gerak dalam karya tari kembali akan menghiasi Anjung Seni Idrus Tintin, Pekanbaru. Melalui tubuh-tubuh kreatif dari Syahriel Alek Dance Community (SADC), pertunjukan tersebut akan digelar selama dua hari, yakni Jum’at (3/4/2015) dan Sabtu (4/4/2015) pukul 20.00 WIB.

SADC merupakan sebuah kelompok tari asal Padangpanjang, Sumatera Barat pimpinan Syahriel Alek. Dalam dunia tari, Syahriel Alek dikenal sebagai koreografer yang cukup diperhitungkan dikancah nasional dan internasional. Seniman yang juga seorang dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang tersebut selalu menawarkan gerak dalam tari yang memiliki konsep dan pemikiran yang jelas. Hal itu pula lah yang menjadikan dirinya bersama kelompok, menjajaki kawasan dunia untuk memberikan tawaran gerak dalam bungkusan tradisi Indonesia khususnya Sumatera Barat.

“Latar belakang dari penari SADC adalah mahasiswa-mahasiswa di ISI Padangpanjang S1 dan S2 yang berangkat dari nol yang memiliki semangat yang tinggi di dunia seni tari. Namun, dirinya belum memiliki kemampuan dibandingkan yang lain. Jadi kami sepakat berproses dalam seminggu itu ada tiga latihan mulai dari jam delapan malam sampai jam sebelas. Orientasinya adalah pembentukan tubuh. Kami melakukannya secara mengalir terus menerus,” Ungkap Syahriel Alek sang koreografer saat ditemui disela persiapannya di Anjung Seni Idrus Tintin (2/4/2015).

Dalam karya tari yang akan digelar di Anjung Seni Idrus Tintin nanti, bersama SADC Syahriel mengungkapkan akan menyuguhkan 6 garapan tari yang terbagi menjadi dua malam. Di malam pertama yakni, Jum’at (3/4/2015) adapun judul tari yang akan dipergelarkan adalah, Bumi Rakena, Siklus Magis dan Bulan Terlambat Pulang. Semantara dimalam kedua, yakni Sabtu (4/4/2015) adalah Demi Cinta, Itiak Patah dan Demokrasi.

“Enam buah karya yang kami lahirkan ini adalah karya-karya yang pernah kami kerja dan pentaskan mulai dari tahun 2011 hingga yang terbaru,” ungkap Syahriel.

Dalam berkarya, Syahriel mengakui bahwasannya dirinya merujuk kepada sebuah filsafah di tanah kelahirannya, Minangkabau. Alam Takambang Manjadi Guru, merupakan pemahaman yang diaplikasinya bahwasannya alam yang kaya raya selalu memberikan inspirasi untuk terus berkarya. Merujuk kepada falsafah Di Mana Bumi Dipijak, di Situ Langit Dijunjung pula lah yang membuat dirinya kaya akan inspirasi untuk terus berbuat di dalam dunia tari.

“Bahwasannya kami tidak berbicara tentang Minangkabau saja. Kami juga berusaha melestarikan budaya kita di Indonesia ini. Dan gagasan-gagasan dan rangsangan dari sebuah karya itu selalu berpijak dari sebuah isu atau fenomena yang terjadi saat ini,” ungkap Syahriel.

Untuk Riau, Syahriel mengakui juga membuat suatu pandangan. Melalui Bulan Terlambat Pulang, Syahriel akan memberikan pandangannya tentang zapin Riau. Sebagai daerah tetangga yang memiliki kultur agraris, Syahriel mengakui akan menginterpretasikan zapin tradisi Riau.

“Kami dari daerah agraris, yakni Minangkabau juga mencoba memandang zapin itu. Bagaimana budaya agraris melihat zapin. Di Bulan Terlambat Pulang Inilah kira-kira hasil interpretasi kami. Bahwasannya semoga teman-teman terpanggil, kami orang Melayu Minangkabau ikut melestarikan budaya Melayu di Riau ini. Karena kita adalah satu,” tambah Syahriel pula.

Untuk sebuah tujuan, Syahriel mengungkapkan bahwasannya SADC yang dipimpinnya adalah murni sebuah ruang kreativitas. SADC diharapkannya akan terus berjalan mengalir untuk terus berbuat di dunia seni tari.

“Kami terus mengalir berjalan ingin berkarya. Di mana tersekat nanti berhenti sejanak di sana. Tersekat kami, pasti berfikir untuk membuat karya baru lagi. Murni untuk sebuah kreativitas,” ungkapnya pasti.

Adapun event-event yang telah dijajakin SADC di dunia seni tari diantaranya, Internasional Dance Festival 2012 (IDF), Tong Tong Festival 2009 (Denmark), Pasar Malam Indonesia 2011 (Den Haag), Festival Kesenian Rakyat (German), Festival Kesenian Indoneisa VII (Solo), Festival Kesenian Indonesia 2014 (Yogyakarta) dan berbagai event tari lainnya.

Pengirim: Deni Afriadi


Loading...
BERITA LAINNYA