Gagasanriau.com Pekanbaru-Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) menurut Pemerintah Provinsi Riau melalui Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah Riau telah menghambat investasi hingga mencapai ratusan triliun sejak tahun 2012.
"Di Kota Dumai saja, sejak tahun 2012 sampai sekarang, tidak terealisi investasi sekitar Rp300 triliun karena terhambat RTRW. Saat ini masih menunggu pembahasan. Mudah-mudahan bisa selesai," kata Kepala BPMPD Riau, Irhas Irfan di Pekanbaru, Kamis (10/4/2015).
Seperti diketahui, RTRW Riau pengesahannya oleh Kementrian Kehutanan terganjal sejak tertangkapnya Gubernur non-aktif Annas Maamun yang saat ini dalam proses persidangan. Kasusnya terkait suap alih fungsi lahan yang diajukan dalam RTRW provinsi setempat.
Meskipun begitu, dia mengatakan bahwa sesungguhnya pada tahun 2014 lalu investasi yang terealisasi di Riau telah melebihi target. Diketahui tercapai total investasi sebesar Rp22,3 triliun dari target Rp18 triliun. Kemudian pada tahun ini, dikatakannya target naik menjadi Rp18,5 triliun. Sampai bulan ini, kata dia, yang sudah masuk investasinya ke Riau masih dalam bidang perkebunan hulu dan hilir, bubur kertas dan kelistrikan.
"Investasi hotel di Pekanbaru juga akan kita kejar dalam rangka persiapan menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN akhir 2015 nanti agar Pekanbaru menjadi tujuan," ucapnya.
Secara umum, lanjut dia, investasi di Riau akan diusahakan pada satu daerah kawawan seperti Tanjung Buton, Kota Dumai, dan Muara Enok. Semua tempat itu, katanya, tengah melakukan persiapan dan pembenahan.
Pelaksana Tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) 2014 meskipun dengan iklim politik yang tidak kondusif, perekonomian tetap mengalami peningkatan. Pertumbuhannya baik di bidang industri dan jasa. "Sektor jasa dan industri mengalami pertumbuhan yang baik. Jasa pertumbuhannya 12 persen," ungkapnya.
Editor Brury MP sumber antarariau