Direktur RSUD Arifin Ahmad Berkilah, Tidak Ada Kesalahan Atas Tewasnya Sugiono

Jumat, 10 Juli 2015 - 05:01:35 wib | Dibaca: 2011 kali 

Gagasanriau.com Pekanbaru - Berdalih sudah sesuai dengan prosedur, pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad menyatakan bahwa tewasnya Sugiono 47 tahun sudah sesuai dengan prosedur.

Hal ini dikatakan oleh Direktur Utama RSUD Arifin Achmad dr Nuzelly Husnedi, dimana dikatakannya, tim medis sudah melakukan penanganan medis salah satunya dilakukan observasi, dan setelah dilakukan observasi menunggu dulu sebelum dilakukan operasi untuk mengeluarkan proyektil peluru di perut Sugiono.

"Dari tindakan observasi ini, paginya pengeluaran peluru di tubuh pasien akan dilakukan karena diperhitungkan keadaan luka sudah aman untuk dioperasi," kata dr Nuzelly Husnedi yang dilansir dari tribunpekanbaru.

Ironisnya Rabu malam (8/7/2015) sekitar pukul 20.00 WIB, Sugiono tiba di RSUD Arifin Achmad, dan langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Namun hingga Kamis pagi (9/7/2015) korban tak kunjung dioperasi hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Nuzelly berteori, dilihat dari kondisi pasien serta posisi luka tembak, pihak dokter tidak bisa sembarangan melakukan tindakan medis. Salah satu tindakan medis itu, katanya, adalah observasi. Ia katakan, tindakan observasi perlu antara lain untuk menghindari pendarahan.

Nuzelly menyebut meninggalnya pasien pada Kamis pagi merupakan kejadian yang di luar perhitungan pihak medis. Ia memperkirakan hal itu bisa jadi karena tingkat Hb pasien di pagi hari naik melebihi standar atau terjadi pembekuan pembuluh darah yang dapat memberi efek terhadap jantung pasien.

"Kami tidak bisa bertindak banyak karena untuk penanganan luka seperti ini dibutuhkan alat khusus, serta pengecekan tidak bisa cepat,"ucapnya.

Sementara itu, Kapolres Inhu AKBP Ari Wibowo menegaskan, pihak rumah sakit tidak perlu menunggu surat dari kepolisian untuk menangani pasien korban tindak kriminal. "Korban kan sudah dibawa ke RSUD Indrasari dan dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad, mestinya harus segera ditangani. Ini masalah nyawa," ucapnya.

Sugiono ditembak perampok yang diperkirakan berjumlah dua orang pada Rabu siang sekitar pukul 12.10 WIB, saat hendak membayarkan uang pembelian karet ke sejumlah petani di Dusun Sibabat Satu dan Dusun Sibabat Dua, Kecamatan Sebrida, Inhu.

Ia coba mempertahankan tas berisi uang Rp 110 juta, tapi itu berakibat fatal karena perampok kemudian menembaknya di pinggang.

Editor Arif Wahyudi sumber tribunpekanbaru


Loading...
BERITA LAINNYA