Carut Marut Benang Kusut Masalah Kesehatan di Inhil

Kamis, 25 Februari 2016 - 22:32:18 wib | Dibaca: 2195 kali 
Carut Marut Benang Kusut Masalah Kesehatan di Inhil
Sekretaris Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Herwanissitas

GagasanRiau.Com Tembilahan - Menanggapi masalah kematian ibu dan bayi di Indragiri Hilir, Sekretaris Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Inhil Herwanissitas menyatakan akan mencarikan solusi untuk menanggulangi angka kematian ibu dan bayi tersebut, karena masiah ini menurutnya perlu perhatian yang serius oleh Pemerintah Inhil.

"Kepala dinas kesehatan yang baru dilantik kemaren mempunyai PR besar. Carut marut benang kusut tenaga kesehatan yang ada di Inhil ini, sebab kita telah mendapatkan predikat kabupaten tingkat kematian ibu dan bayi paling tertinggi se-Riau, bahkan se-pulau Sumatra," sebut Herwanissitas.

Seperti disebutkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Zainal Arifin sebelumnya, belum genap dua bulan, angka kematian ibu dan bayi melahirkan sudah menembus 20 jiwa meninggal dunia. Angka itu terdiri dari 4 kematian ibu dan 16 kematian bayi.

Sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Inhil Rabu kemaren, Zainal Arifin mengatakan, pihaknya komitmen akan terapkan program penurunan angka kematian ibu dan bayi, dengan cara menyediakan rumah singgah untuk menangani persalinan ibu melahirkan secara gratis, menggunakan jaminan pelayan kesehatan dan Jaminan Persalinan (Jampersal) dengan menggunakan dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK) dikenakan dengan dana dari APBN.

"Untuk menanggulangi angka kematian ibu dan bayi, kita telah sediakan rumah singgah gratis di Puskesmas, ditambah biaya makan ibu dan pendamping 1 orang, selama 5 hari, terhitung 3 hari kelahiran," sebutnya. (*)

Reporter Daud M Nur


Loading...
BERITA LAINNYA