GagasanRiau.Com Tembilahan - Selama para petani padi di Desa Kuala Sebatu, Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) masih aktif menanam padinya, bisa dikatakan masyarakat Inhil tidak akan kekurangan persediaan berasnya.
Luas lahan pertanian yang lebih kurang mencapai 1700 hektare, membuat Desa Kuala Sebatu memiliki lahan pertanian terluas di Inhil bahkan di Provinsi Riau.
Kepala Desa (Kades) Kuala Sebatu, Yanti mengungkapkan, luasnya lahan pertanian di desanya membuat hasil pertanian utama seperti padi melimpah, hal ini membuat Kuala Sebatu dari dulu dijuluki sebagai lumbung berasnya Inhil.
“Luas tersebut belum termasuk lahan tidur (belum digarap), jadi masih besar potensinya. Dari jumlah penduduk yang lebih kurang sekitar 3876 jiwa, 90 persen memiliki mata pencarian bertani dan berkebun,” ungkap Yanti.
Dengan kondisi seperti ini, tak heran bila mayoritas penduduk masyarakat Desa Kuala Sebatu menggantungkan hidupnya dari bertani.
“Bila tidak musim padi, masyarakat biasanya menanam jagung, ubi dan lainnya. Masyarakat terus menanam karena itu memang sumber pencariannya” ucap wanita berkerudung ini.
Sebagai lumbung beras di Inhil, maka tidak mengherankan bila banyak terdapat gudang padi di Desa Kuala Sebatu.
Menurut Yanti, saat ini terdapat 40 gudang tempat memproses padi menjadi beras, hingga nanti dipasarkan ke berbagai daerah.
“Nantik setelah di proses baru dibawak keluar, seperti ke Tembilahan dan daerah – daerah lainnya,” jelasnya.
Namun kondisi jalan desa yang masih memprihatinkan membuat masyarakat kesulitan mendistribusikan hasil pertaniannya.
Hal ini semakin parah, setelah jalur air melalui Sungai Batang Tuaka juga tidak dapat diakses pada saat musim kering.
“Kalau musim kering jadi susah membawanya (hasil pertanian) lewat sungai, jadi terpaksa lewat jalan poros yang kondisinya juga memprihatinkan,” keluh Yanti.
Namun masalah ini setidaknya bisa sedikit demi sedikit bisa teratasi dengan pembangunan desa yang terus dilakukan melalui kucuran dana desa yang besar.
Pada tahun ini, menurut Yanti, desanya telah menyelesaikan beberapa pembangunan bagi masyarakat, seperti pembangunan jerambah beton 55 meter yang bersumber dari dana Desa Maju Inhil Jaya (DMIJ), serta pembanunan dari dana desa lainnya seperti rabat beton sekitar 2 km dan pembangunan badan jalan sekitar 300 meter.
“Lebih banyak yang bisa dilakukan dengan dana desa ini. Kedepan jalan itulah yang akan di utamakan, akan kita perpanjang terus. Karena bila hari hujan ini menjadi kendala. Kita ini betul kejalan, kalau jalan sudah bagus walaupun hujan tetap bisa sampai,” ungkapnya.
Dengan pembangunan yang bertahap ini, mengingat luasnya desa yang memiliki jalan poros yang panjang, Yanti berharap masyarakat dapat bersabar.
Selain itu, kata Yanti lagi, untuk kedepan juga akan diusahakan normalisasi sungai Batang Tuaka yang ada di desanya, mengingat kondisi sungai yang sudah buntu.
“Bila jalur sungai ini sudah maksimal, nantinya masyarakat juga bisa membawa hasil pertanian dan perkebunan kapanpun,” tandasnya.(RILIS)