GAGASANRIAU.COM, TEMBILAHAN - 100.000 hektare perkebunan masyarakat rusak parah perlahan-lahan mulai teratasi dengan dibangunnya beberapa tanggul penahan penanganan abrasi air.
Bukan hanya akibat abrasi air laut, rusaknya kebun kelapa rakyat diakibatkan serangan haba kumbang diduga efek dari reflenting perusahaan sawit.
"Tapi sudah kita tanggulangi bekerjasama dengan pihak-pihak terkait," Sebut Bupati InhilHM Wardan melalui Sekretaris Dinas Perkebunan Inhil, Sutarna beberapa waktu lalu
Penyelamatan kebun masyarakat tersebut, dengan pola membangun tanggul mekanik, tanggul manual, serta dibuatkan saluran air (trio tata air)
"Setelah pase tersebut kita laksanakan, langkah selanjutnya dilakukan peremajaan atas tanaman kelapanya," terangnya kepada Tim Dokumentasi dan Publikasi Humas Setda Inhil itu
Dalam menanggulangi perbaikan tersebut dirinya mengaku tidak bekerja sendirian, namun dibantu oleh OPD terkait serta komitmen yang kuat dari Bupati.
Berdasarkan dari hasil Evaluasi serta pantauan langsung, imbuhnya, berkat perbaikan tanggul serta peremajaan ini, hasil produksi kebun kelapa masyarakat tersebut semakin meningkat.
"Ini merupakan salah satu keberhasilan Bupati kita melalui program percepatan pelaksanaan peremajaan kebun kelapa yang kritis pada OPD kami," sebutnya.
Pola ini akan dilaksanakan sampai dengan 5 (lima) tahun ke depan. Karna pihaknya menganggap pola ini telah berhasil dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi/dikeluhkan oleh petani kelapa Inhil selama ini.
Adapun hasil dari Monitoring Dinas Perkebunan dalam beberapa tahun yg lalu dapat kami sampaikan, lahan kritis atau rusak yg ada di inhil kurang lebih sekitar 100 .000 hektar, dengan pola penanganan yg kami jalankan seperti sekarang ini. Dapat kami sampaikan 40.000 hektare telah menjadi lahan produktif dan hasilnya telah dirasakan oleh petani kelapa Inhil.
Reporter: Daud M Nur