GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Kalangan milenial menjadi target jaringan teroris untuk direkrut untuk melakukan aksi teror bom. Orang tua diimbau untuk mewaspadai pergaulan anak-anaknya serta mengawasi penggunaan internet di kalangan anak muda guna mencegah ajaran-ajaran yang menyesatkan jaringan terorisme.
Hal itu disampaikan Iwan Pansa, Ketua Majelis Pimpinan Cabang, Pemuda Pancasila, (MPC-PP) Kota Pekanbaru menanggapi trend aksi teror yang dilakukan oleh kalangan milenial. Hal itu berkaca dari aksi penyerangan di Gereja Katedral Makassar dan penyerangan di Mabes Polri, dan pelakunya semua terdata dilakukan dari kalangan milenial.
"Ini supaya kita sama-sama mengantisipasi secara dini, terutama adik-adik atau anak-anak kita yang saat ini masih dalam pengawasan orang tua dan juga masih ada sebagai peserta didik, jangan sampai aksi-aksi teror itu dilakukan oleh anak-anak muda tak berdosa dan meluas terjadi di daerah-daerah " ungkap Iwan P, kepada wartawan, Kamis, 1 April 2021, di Kota Pekanbaru.
Diterangkan Iwan, jika menganalisa dari para pelaku, masing-masing L dan YSF yang melakukan penyerangan di Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido Makassar, pada Minggu (28/3) hingga melukai 20 orang lainnya, adalah kalangan milenial kelahiran tahun 1995.
Demikian juga pelaku penyerangan di Mabes Polri, pada, Rabu, sore, 31 April 2021 dilakukan Zakiah Aini, juga kalangan milenial kelahiran tahun 1995.
Selain itu juga kata Iwan, ortu juga mesti mengawasi penggunaan internet terhadap anak-anak, pasalnya banyak anak muda yang dijaring dalam kelompok teroris ini melalui media internet dan diiming-imingi jalan pintas ke surga jika melakukan bom bunuh diri.
Kalangan milenial ini menurut Iwan, sangat dominan dalam jumlah jika merujuk data sensus BPS Tahun 2020, dimana, jumlah generasi milenial (Lahir tahun 1981-1996) sebesar 25,87% dan generasi Z (lahir 1997-2012) sebesar 27,94% merupakan kelompok dominan dibanding kelompok usia lainnya.
Berangkat dari hal itu kata Iwan, fenomena pelaku aksi teror bom dari kalangan milenial harus menjadi catatan serius bagi semua pihak.
"Kita semua, Pemuda Pancasila, organisasi kepemudaan lainnya serta segenap komponen bangsa memberikan dukungan penuh kepada pihak kepolisian untuk terus memberantas jaringan teroris yang akhir-akhir ini aktif melakukan teror. Aksi-aksi yang dilakukan oleh pelaku itu tidak diajarkan oleh agama manapun " kata Iwan..
Selain itu juga, Iwan mengajak masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan dan mewaspadai kegiataan yang tidak sejalan dengan ajaran agama maupun ideologi bangsa yakni Pancasila dan UUD 1945.
Pemuda Pancasila kata Iwan, siap berkoloborasi dengan pihak kepolisian maupun aparat penegak hukum lainnya melawan aksi teror di Bumi Lancang Kuning ini.