[caption id="attachment_5932" align="alignleft" width="300"] Dollar Menguat, Rupiah Was - was[/caption]
gagasanriau.com, Jakarta - Mata uang dollar AS menguat merespon lonjakan yield obligasi AS yang dipicu kejutan pemangkasan suku bunga bank sentral Eropa dan laju ekonomi AS dilaporkan naik melampaui estimasi selama triwulan ketiga. Ini menjadi tekanan baru atas mata uang global, termasuk rupiah pada perdagangan Jumat (8/11/2013).
Estimasi awal laju PDB AS untuk triwulan ketiga naik ke 2,8 persen atau melampaui estimasi di 2 persen. Capaian itu juga lebih tinggi dibandingkan laju PDB pada triwulan kedua di 2,5 persen.
Laporan yang positif ini dapat mengindikasikan bahwa imbas negatif dari penghentian sementara sebagian pemerintahan AS terhadap perekonomian kemungkinan akan lebih minimal.
Hal itu kembali memicu spekulasi pengurangan program stimulus moneter (tapering of) The Federal Reserve lebih awal.
Rupiah sendiri setelah dihantam penguatan dollar AS pasca dirilisnya data-data ekonomi AS yang sebagian besar menunjukkan pertumbuhan positif sebelumnya, pada Kamis (7/11/2013) bisa kembali rebound.
Di sisi lain, menurut riset Trust Securities Indonesia, laju nilai tukar euro yang kembali mengalami penguatan setelah rilis kenaikan indeks harga perumahan Inggris, pertumbuhan factory orders Jerman, dan peningkatan services PMI di sejumlah wilayah Zona Euro turut memberikan imbas positif bagi rupiah.
Rupiah kemarin juga menguat terimbas sikap wait & see pelaku pasar terhadap dollar AS menjelang jelang rilis initial jobless claims. Rupiah berada di atas target support Rp 11.436 per dollar AS.
Di akhir pekan ini rupiah diproyeksikan berada di level Rp 11.415-11.378 per dollar AS (kurs tengah BI).
Kompas.com