[caption id="attachment_6759" align="alignleft" width="300"] mungkin berpikir bahwa menjadikan kantor sebagai rumah kedua dan bekerja keras secara berlebihan dapat membuat sukses dan naik jabatan. Padahal pemikiran ini salah.[/caption]
gagasanriau.com ,Jakarta- mungkin berpikir bahwa menjadikan kantor sebagai rumah kedua dan bekerja keras secara berlebihan dapat membuat sukses dan naik jabatan. Padahal pemikiran ini salah. Hal ini dijelaskan oleh sebuah studi baru yang dilakukan University of Padova di Italia yang menunjukkan bahwa gila kerja tidak hanya merugikan kesehatan, tetapi juga kinerja Anda di kantor. Di samping meningkatnya ketegangan psikologis dan fisik, lembur juga menurunkan kinerja kompulsif dan meningkatkan ketidakhadiran Anda di tempat kerja karena sakit. Tim di University of Padova mensurvei 322 pekerja di sebuah perusahaan swasta selama 15 bulan. Setiap pekerja diminta untuk menyelesaikan kuesioner diri untuk menetapkan seberapa jauh mereka memiliki sifat workaholic. Tingkatan tersebut diukur berdasarkan laporan dokter, penilaian kinerja oleh supervisor, dan jumlah hari cuti yang diambil karena sakit. Workaholicism dikaitkan dengan ketegangan psychophysic yang pada gilirannya berhubungan dengan kinerja yang buruk dan peningkatan absen sakit. Meskipun workaholic mungkin bekerja lebih keras dan selama berjam-jam lebih, kinerja mereka justru akan semakin berkurang, sehingga menyebabkan mereka absen dari kantor. Workaholic didefinisikan sebagai seseorang yang bekerja secara obsesif kompulsif dan memiliki tingkat kehadiran tinggi dan terus-menerus, sering bekerja lembur, mengambil pekerjaan untuk dilakukan di rumah, mendedikasikan terlalu banyak pikiran dan memiliki keterikatan emosional berlebih dengan pekerjaan, sehingga memiliki terlalu sedikit waktu untuk bersantai Daily