Gagasanriau.com Bagansiapiapi-Saat melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Arsyad Juliandi Rachman mengatakan, hingga hari ini secara umum Riau masih dalam siaga darurat asap selain itu ia juga memberikan bantuan alat penanganan kabut asap secara simbolis diterima oleh Bupati Rokan Hilir H.Suyatno AMP. Menurutnya karhutla kian sering terjadi sebagai dampak dari perubahan alam, ekonomi, kegiatan di sektor perkebunan yang kian luas dan lain-lain.
‘’Kejadian seperti ini kita alami terus setiap tahun. Ini bukan Riau saja tapi jadi persoalan bangsa,’’ kata Wagubri dalam rapat koordinasi penanganan karhutla Rohil di aula Institut Praja Dalam Negeri (IPDN) Kampus Rohil, Selasa (22/7) siang.
Mantan anggota DPR RI dari Fraksi Golkar ini mengatakan, dirinya sempat diundang langsung Wapres Boediono ke Jakarta beberapa waktu lalu dan bertemu juga dengan Panglima TNI, Wakapolri, Jaksa Agung untuk membahas persoalan karhutla.‘’Ya mudah-mudahan bisa ditanggulangi, jangan sempat terjadi seperti Maret lalu. Kita dari provinsi memperhatikan terus hal ini, dengan adanya program masyarakat siaga bencana dengan penempatan lima tenaga untuk tingkat desa dan tiga di tingkat kecamatan. Juga siapkan peralatan. Swasta harus bantu, segera atasi dan jika bisa agar status siaga tidak ditingkatkan. Ini adalah beban dan tanggung jawab kita bersama,’’ ujarnya.
Keberadaan Wagubri tidak terlalu lama, pertemuan pun selesai. Pemerintah provinsi melalui Wagubri secara simbolis menyerahkan bantuan empat unit alat damkar ke Bupati H Suyatno. Alat tersebut akan digunakan untuk pemadaman di kecamatan kategori rawan karhutla. Seusai itu para pejabat sempat mengecek alat bantuan berwarna merah tersebut.
Rakor yang dimulai pukul 13.15 WIB itu dihadiri Wakapolda Riau Kombes A Gafur, BNPB RI Deputi II Bidang Penanganan Darurat Roslin, Ketua BPBD Provinsi Said Saqlul Amri, Kapolres Rohil AKBP Tonny Hermawan, Ketua DPRD Rohil Nasrudin Hasan, Danlanud Pekanbaru, Kasi Ops Korem 031 Wira Bima Edi Hartono, Ketua BMKG Riau Sugarin, kepala dinas, forkopimda Rohil, camat, kapolsek, datuk penghulu serta tim penanggulangan karhutla.
Bupati Rohil H Suyatno dalam pertemuan itu memuji kerja seluruh pihak terkait dalam menangani karhutla, meskipun di tengah menjalankan ibadah puasa.
Suyatno mengklaim, pantauan satelit untuk titik api terkadang berlebihan di mana jumlahnya sangat tinggi namun kenyataan di lapangan tidak sebanyak yang terpantau satelit. ‘’Kemarin katanya ada 251 titik, tak demikianlah. Entah satelit mana,’’ ujarnya, disambut tawa hadirin.
Dia menegaskan, pihaknya tak akan tinggal diam melakukan penanggulangan karhutla. Untuk itu, Polres Rohil konsen dengan penanganan hal yang sudah menjadi isu nasional bahkan mancanegara tersebut. ‘’Apalagi kapolres memang siang malam ke lapangan. Kapolsek, dandim, camat. Itu camat kalau malas ya besoknya langsung kita copot, ‘’ ujarnya.
Bupati mengharapkan lewat forum tersebut, agar seluruh pihak bisa memberikan perhatian lebih untuk penanganan karhutla, apalagi saat ini bersamaan dengan pelaksanaan ibadah puasa dan semakin dekat dengan lebaran Idul Fitri 1435 Hijriah. Untuk penanganan karhutla periode Juli, Rohil menerima bantuan empat unit alat damkar yang akan diserahkan ke pihak kecamatan dengan karakteristik rawan kejadian karhutla, yakni Kecamatan Kubu, Kubu Babussalam, Bangko Pusako, dan Tanah Putih. ‘’Perusahaan yang investasi di sini juga harus sama-sama gotong royong memberantas karhutla,’’ ajaknya.
Sementara Wakapolda Riau, Kombes A Gafur mengemukakan, ada dari dua pendekatan yang dilakukan kepolisian untuk persoalan karhutla. Pertama pencegahan atau preventif. Kedua penegakan hukum. Kebanyakan pelaku pembakaran merupakan warga yang kategori hidup di bawah garis kemiskinan.
Dia menegaskan, sebaiknya dilakukan pendekatan pencegahan. Namun di sisi lain, langkah hukum memang harus ditempuh agar menimbulkan efek jera, untuk penegakan keadilan bagi masyarakat. ‘’Lebih baik itu pencegahan. Tapi penindakan juga penting. Kalau tidak, maka kejadiannya terus ada. Mari para kades juga bersama kita cegah karhutla,’’ ujarnya. Menurutnya, persoalan asap ini sudah menjadi isu nasional dan perhatian dunia bahkan bisa dikategorikan sebagai kejahatan kemanusiaan.
Itupun ditegaskan Kapolres Rohil AKBP Tonny Hermawan R SIK. Pihaknya sudah memetakan rawan karhutla. Dari 15 kecamatan se-Rohil, ada empat kecamatan kategori rawan, yaitu Kubu, Kubu Babussalam, Bangko Pusako dan Palika. Karhutla tahun ini, terangnya, bukanlah yang pertama terjadi.
‘’Data terakhir tentang hot spot, yang dipantau secara manual di lapangan terdapat sekitar 12, tersebar di Sei Daun, Palika, Batang (kecamatan Palika), Sei Gajah, Teluk Piyai, Nilap, Tanjung Leban (Kubu), Teluk Nilap, Sei Pinang (Kubu Babussalam), Teluk Bano, Sei Menasib (Bangko Pusako) dengan luasan terbakar bervariasi,’’ ujarnya.
Hermansyah