Gagasanriau.com Pelelawan-Yusuf Situmorang Sekretaris Asosiasi Tabloid Pelalawan (ATAP) mengatakan, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor kebersihan ini minim, jika dibandingkan didaerah lain yang mencapai miliyaran rupiah dan biaya operasional dianggarkan untuk Dinas Kebersihan Kabupaten Pelalawan tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh.
"Kita curiga pencapaian PAD retribusi sampah tahun 2014 lalu tidak maksimal, petugas yang menagih ke warga dan dinas kebersihan tidak jujur dalam hal penyetoran retribusi sampah ke kas daerah"kata Yusuf.
"Kita juga curiga kepada Dinas Kebersihan mereka mengajukan target PAD nya cenderung kecil agar target dapat dimainkan dengan cara pencapaian target 100 persen"timpal Yusuf.
Dijelaskan Yusuf lagi, dengan jumlah perumahan yang terus berkembang pesat, ruko tersebar hampir di setiap titik kota, industri yang selalu diminati investor, sangat disayangkan bila pengelolaan retribusi sampah masih manual.
Padahal menurutnya lagi retribusi tersebut bisa menjadi salah satu sumber PAD yang potensial.
"Kita berharap kepada Dinas Kebersihan Kabupaten Pelalawan bekerja dengan serius dan jujur serta memikirkan alternatif lain untuk mengejar retribusi sampah ini. Bekerja jangan setengah hati, kalau bisa di cari terobosan misalnya wajib retribusi sampah sama halnya dengan dengan wajib pajak namun tempat pembayaranya dan daftar wajib retribusi sampah harus jelas"harap Yusuf.
Soalnya masyarakat yang menunggak iuran sampah juga umumnya bukan tidak mau membayar, namun tidak tahu harus membayar ke mana selain membayar kepada petugas yang rutin menagih setiap bulan. Apalagi petugas tersebut juga kapan dan jam berapa datang tidak tentu.Dibalik semuanya itu tentu dinas juga harus memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.ungkap yusuf.
Reporter Rommel Sirait