Asisten I Pemkab Rohil, Rusli Syarif : Tata Krama Murid Luntur, Salah Siapa!

Kamis, 23 April 2015 - 09:48:41 wib | Dibaca: 1816 kali 

Gagasanriau.com Bagan Sinembah-Melihat tata krama murid terhadap gurunya yang kini sudah tidak ada lagi, sangat disayangkan oleh Asisten I Bidang Pemerintahan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hilir (Rohil), Rusli Syarif. Pasalnya, dari jaman reformasi sampai sekarang, tutur sapa murid kepada guru sudah tidak terbatas lagi.

Demikian hal itu dikatakannya ketika membuka secara resmi acara seminar dan pelatihan yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Suzuya Hotel Bagan Batu, Rabu 22/4 di Bagan Sinembah. Menurutnya, sekarang ini antara murid dan guru sudah tidak saling menghargai. "Itu saya lihat ketika murid bersalaman dengan gurunya, tidak ada lagi cium tangan akibat hilangnya tata krama tadi," ujarnya.

Maka dari itu, dirinya meminta semua guru agar tata krama itu terus ditanamkan kepada para murid disekolahnya masing masing. "Jangan hanya taunya memberikan pelajaran sekolah namun sifat sifat positif.saja yang kita berikan kepada mereka. Karena kita sebagai guru itu, harus benar benar memberikan pelajaran yang berharga kepada murid supaya jasanya menjadikan murid itu sukses dikemudian hari, dapat terngiang terus diingatan," jelasnya.

Adapun dirinya meminta hal itu karena berdasarkan pantauannya dilapangan, sangat terbalik. Dan bahkan, saat ini banyak guru yang takut akan jabatannya di copot karena menegur muridnya. "Walaupun kita dekat sama guru, itu sah sah saja. Akan tetapi, kita harus tau tata krama. Jangan hanya melihat dia anak seseorang yang disegani, atau yang memiliki jabatan, makanya didiamkan saja," terangnya.

"Kesimpulannya adalah, murid keluar kesekolah adalah jaminanya guru bukan orang tuanya. Sekarang jamannya saya lihat, guru marah sama murid dan dilaporkan sama orang tuanya, malah orang tua menyerang guru. Bahkan, akibat dari itu semua, saya melihat sekarang, guru bisa ditegur oleh muridnya dengan alasan mengajak minum kopi di warung kopi," sesalnya.

Kendati hal itu sudah berlaku, namun dirinya meminta guru guru sekolah dapat dan berani merubah paradigma itu. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, maka kita harus berani mengatakan iya kalau benar, dan tidak kalau salah. Karena itu sangat dibituhkan untuk meningkatkan kwalitas dan kwantitas pendidikan," tegasnya.

Karena marahnya dengan kejadian yang selama ini sudah terjadi, dirinya menyampaikan perkataan yang membuat ruangan itu senyap dan mengatakan dirinya tidak mau meminta maaf terhadap para hadirin yang hadir dan tersinggung akan ucapan dia dalam penyampaian kata sambutan.

"Saya tidak mau minta maaf kepada para hadirin karena saya merasa benar dan memiliki hak untuk menyampaikan hal itu. Jadi saya tidak mau minta maaf terkecuali kepada Allah SWT," tutupnya.

Reporter Hermansyah Editor Brury MP


Loading...
BERITA LAINNYA