GagasanRiau.com Bengkalis – Jamaah Calon Haji (JCH) asal Kabupaten Bengkalis, khususnya kloter II saat peristiwa jatuhnya crane akibat badai pasir dan hujan di Masjidil Haram berada di Pemondokan Murjan Al Jawhara, Mekah Arab Saudi. “Saat kejadian, sebagian besar jamaah kita semacam ada firasat, makanya sore itu kami tidak mengambil paket shalat Ashar hingga Isya di Masjidil Haram. Rombongan langsung pulang ke pemondokan, kami mengerjakan shalat Maghrib dan Isya di mushola terdekat dengan pemondokan,”ungkap Ketua Rombongan JCH Kloter II Bengkalis, Ismail Mahyudin seperti dituturkan kepada Kasubbag Peliputan dan Dokumentasi Bagian Humas Bengkalis, Sabtu pagi (12/9/2015) sekitar pukul 07.30 WIB atau sekitar pukul 03.35 waktu daerah setempat. Diceritakan Ismail Mahyudin, alasan tidak mengambil paket shalat berjamaah dari Ashar hingga Isya di Masjidil Haram, karena sore itu JCH melihat situasi jalanan menuju Masjidil Haram sangat padat dan macet. Jika JCH mengambil paket dari Ashar hingga Isya, khawatir mengalami kesulitan ketika hendak pulang ke pemondokan. “Tanpa ada komando, sore itu jamaah memutuskan untuk shalat di mushola sekitar pemondokan. Pokoknya semacam ada firasat lah. Meskipun demikian, ada beberapa jamaah kita pada sore itu masih ada di Masjidil Haram, Alhamdulilah sampai saat ini tidak ada laporan kalau jamaah kita jadi korban,”ungkap Ismail. Lebih lanjut Ismail menceritakan, saat kejadian kondisi di sekitar pemondokan gelap dan mencekam. Dari balik jendela pemondokan nomor 601 dia menyaksikan badai menerbangkan material-material pasir bercampur sampah, triplek, kayu maupun material kecil lainnya bertebaran. Tinggi material berterbangan melebihi tingginya bangunan pemondokan setinggi 14 lantai. “Tidak hanya itu, ada salah satu kamar jamaah yang belum sampai ke pemondokan dan jendelanya tak ditutup, dimasukan sampah dan pasir. Pakaian yang dijemur ikut terseret oleh badai,”tandanya. Ditanya apakah pasca bencana itu ada himbauan dari petugas agar untuk sementara tidak datang ke Masjidil Haram. Dikatakan Ismail, memang sejauh ini ada himbauan dari pihak berwenang agar jamaah untuk sementara tidak melaksanakan umroh sunah, yakni tawah dan sa’i. Sedangkan untuk kegiatan shalat berjamaah, tidak ada himbauah khusus. Meskipun demikian, rombongan JCH Kabupaten Bengkalis memutuskan untuk sementara tidak shalat berjamaah di Masjidil Haram sampai ada kepastian dari pihak berwenang. “Pagi ini, kami memutuskan untuk tidak shalat subuh berjamaah di Masjidil Haram. Sedangkan untuk shalat zhuhur dan seterusnya, kami menunggu informasi dan perkembangan terbaru,”ungkapnya. Terkait musibah yang melanda JCH Indonesia, Ismail menyatakan turut prihatin dan belasungkawa bagi yang meninggal. Jamaah asal Kabupaten Bengkalis terus mendoakan semoga korban yang mengalami luka-luka, cepat diberikan kesembuhan, sehingga bisa melaksanakan ritual haji. Sedangkan bagi keluarga yang ditinggalkan, agar selalu sabar menerima musibah ini. Terpenting, jamaah mohon doa dari seluruh umat Islam di tanah air, agar musibah ini tidak terulang kembali.(Humas) Editor Arif Wahyudi