Dua Oknum Polres Inhil Dilaporkan Karena Menganiaya Warga Hingga Tewas

Kamis, 11 Agustus 2016 - 16:33:06 wib | Dibaca: 4984 kali 
Dua Oknum Polres Inhil Dilaporkan Karena Menganiaya Warga Hingga Tewas

GagasanRiau.Com Tembilahan - Keluarga korban Indra Gamal (55), warga Petalongan, Kecamatan Keritang yang meninggal dunia akibat penganiayaan melapor ke Propam Polres Inhil, karena diduga penganiayaan tersebut melibatkan dua oknum anggota polisi.

Anak korban Wan Polo Saputra (26) menerangkan pengaduan dugaan tindak pidana yang melibatkan dua oknum polisi dilakukan agar pihak Polres Inhil melakukan penyelidikan atas kematian orangtuanya.

"Kami sudah melapor ke Propam Polres Inhil atas meninggalnya orangtua saya tersebut, kami minta diselidiki kematiannya," ungkap Wan Polo Saputra, seperti riauterkinicom, Kamis (11/8/16).

Pengaduan ini disampaikan ke Propam Polres Inhil pada hari Selasa (9/8/16) sore dan saat itu juga diserahkan sebuah borgol yang terpasang ditangan orangtua saat ditemukan dalam kondisi kritis.

Disebutkan, orangtuanya diketahui meninggal dunia setelah diduga dianiaya sekelompok orang yang melibatkan dua oknum polisi berinisial Brigadir DH dan BRIPTU MQ. Brigadir DH diketahui sedang tugas melakukan pengamanan di salah satu perusahaan sawit di Kecamatan Keritang dan BRIPTU MQ bertugas di Bagian Tahti Polres Inhil.

Ditambahkan, pihak keluarga juga mempertanyakan prosedur penangkapan yang dilakukan kepada orangtua, kalau disebutkan terlibat peredaran narkotika.

"Kenapa saat ditemukan dalam kondisi sudah kritis dan tangannya terborgol ke belakang. Siapa yang menganiayanya sampai begitu keadaannya, tentunya harus diselidiki," tegasnya. Seharusnya, kalau memang benar diduga terlibat narkotika, pihak keluarga mempersilahkan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.



Ia menceritakan, peristiwa penganiayaan orangtuanya, Jum'at (5/8/16) sekira pukul 23.00 WIB diketahuinya dari laporan warga lain kepada dirinya bahwa almarhum orangtuanya dijemput dan dikeroyok sekelompok orang di KM 8 Desa Petalongan.

Saat ini mencoba mencari ke lokasi, sudah tidak ditemukan lagi disana. Lalu, saat ia pulang ke rumah mendengar orang minta tolong, ketika didekatinya ternyata orangtua dalam kondisi kritis dan dikelilingi beberapa orang, saat itu oknum polisi Brigadir D dan seorang warga yang kurang dikenalinya sedang memegang orangtuanya.

Karena ia takut sendiri mendekat ke lokasi, kejadian ini disampaikan kepada warga lainnya, akhirnya bersama warga lainnya mendatangi tempat orangtuanya ditemukan kritis tersebut. Sempat terjadi keributan, karena warga protes aksi penganiayaan kepada korban, saat itu dua oknum polisi dan warga yang berada didekat orangtuanya tersebut melarikan diri. Disebutkan, saat itu diketahui orangtuanya membawa uang Rp 15 juta dan saat kejadian uang tersebut sudah tidak ada lagi.

Setelah diketemukan dalam kondisi kritis tersebut, pihak keluarga sempat membawa almarhum orangtuanya ke Rumah Sakit Indrasari Rengat, Inhu, sempat keluar dari RS ini, tapi kondisinya makin memburuk, dibawa ke Klinik Medistra dan meninggal pada hari Ahad (7/8/16) sekira pukul 20.00 WIB.

Karena merasa ada kejanggalan atas peristiwa kematian orangtua yang diduga melibatkan dua oknum polisi tersebut dan melaporkan ke Sub Sektor Sencalang, namun merasa tidak ditanggapi. Maka, kasus ini dilaporkannya bersama beberapa keluarga lainnya ke Propam Polres Inhil.

Menanggapi kasus ini, Kapolres Inhil AKBP Dolifar Manurung membenarkan anggotanya tersebut melakukan penangkapan Indra Gamal karena kasus narkotika. Namun saat diamankan tersangka melakukan perlawanan.

Lanjutnya, saat pelaku akan dibawa ke Polsek, anggotanya dikelilingi anak pelaku dan masyarakat setempat. Karena merasa terdesak saat itu, kedua anggota polisi tersebut melarikan diri.

Dolifar telah terjadi pelanggaran Standar Operasi Prosedur (SOP) oleh dua anggotanya tersebut dalam penegakan hukum pemberantasan narkotika tersebut.

"Memang ada kesalahan, setelah kita lihat kita cek ada kesalahan prosedur waktu penangkapan, ini yang ingin kita kembangkan dan lakukan pemeriksaan dan anggota tersebut saat ini sedang dilakukan pemeriksaan," tegasnya, ketika dikonfirmasi wartawan.***
 


Loading...
BERITA LAINNYA