[caption id="attachment_3518" align="alignleft" width="300"] Indonesia Maritime Institute (IMI) (optimisindonesia.net)[/caption]
gagasanriau.com Jakarta-Indonesia Maritime Institute (IMI) mengharapkan jajaran pemerintahan dan partai politik menerapkan visi negara maritim, karena 2/3 wilayah Indonesia adalah lautan yang memiliki potensi kekayaan sumberdaya hayati melimpah.
Pembahasan visi maritim itu mengemuka pada acara diskusi maritim dan buka puasa bersama, di Jakarta, Jumat yang antara lainĀ dihadiri berbagai kalangan, baik mahasiswa, aktivis pemuda, LSM, media dan dari jajaran TNI AL.
Sebagai narasumber yakni Prof Hasjim Djalal (Ketua Dewan Pembina IMI), Laksda TNI Ade Supandi (Asrena Kasal), Prof Sahala Hutabarat (Dewan Pembina IMI), Prof Dietriesh G Bengen (Dewan Pembina IMI) danĀ hadir Laksma TNI Untung Suropati (Kadispenal).
Diskusi yang diwarnai semangat maritim itu berlangsung meriah. Tema utama diskusi adalah refleksi maritim 68 tahun kemerdekaan RI. Para narasumber memberikan pencerahan dan pendapat tentang kondisi maritim Indonesia saat ini.
Secara bersama, Prof Hasjim, Prof Sahala dan Prof Dietriech mengemukakan pentinganya pemahaman visi maritim bagi para pemimpin bangsa ini, apalagi 2014 mendatang akan dilaksanakan pemilu, seharusnya para caleg dibekali visi maritim, agar nanti saat duduk di legislatif maupun di eksekutif mampu membawa bangsa ini menjadi negara maritim yang tangguh dan berjaya.
Sementara itu, Laksda TNI Ade Supandi memberikan apresiasi kepada pemerintah yang sudah mulai memberi perhatian bagi peningkatan performa TNI AL sebagai institutsi yang bertugas untuk menjaga kedaulatan negara di laut, walaupun belum mencapai titik yang diharapkan.
"Saya tetap optimis bahwa dalam waktu tidak lama lagi, TNI AL akan menjadi kekuatan yang disegani di dunia dan dilengkapi dengan sistem persenjataan yang memadai. Meskipun sebenarnya, saat ini TNI AL sudah layak disebut 'world class navy'," katanya.
Sementara itu, Direktur Ekesekutif IMI Dr Y Paonganan kembali mengajak mahasiswa, pemuda dan aktivis untuk tidak berhenti menyuarakan pentingnya perubahan paradigam bangsa sebagai bangsa maritim. "Bangsa Indonesia ke depan harus bervisi maritim," katanya. (*)
Pewarta: Ruslan Burhani
antaranews