GAGASANRIAU.COM, TEMBILAHAN - Program Bupati, HM Wardan tentang penyelamatan kebun kelapa milik masyarakat Kabupaten Inhil mendapat respon positif dari pemerintah pusat.
Demikian mengingat lahan perkebunan kelapa yang ada di Kabupaten Inhil terluas di Indonesia. Maka dari itu kepedulian pemerintah untuk melakukan penyelamatan dengan cepat, kalau tidak kondisi tersebut hanya menjadi kenangan.
"Kita sangat komitmen untuk mempertahankan luas perkebunan kelapa. Hanya saja butuh sinergi antara pemerintah daerah, petani dan pihak swasta," kata Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Bambang, menangapi ekspos Bupati Inhil HM Wardan, beberapa hari lalu.
Untuk mempertahankan perkelapaan Indonesia, Direjen Perkebunan Kementrian Pertanian mengatakan perlu penguatan kelembagaan dan kerjasama semua pihak, daerah silahkan lakukan pembinaan, pemerintah pusat yang akan menyediakan fisiknya, selain itu pihaknya juga sangat mendukung target perluasan kebun kelapa Indonesia hingga 5 juta hektar.
Sementara Bupati Inhil HM Wardan, memaparkan beberapa upaya yang sudah dilakukan untuk menyelamatkan perkebunan masyarakat. Dianataranya, pembangunan, tanggul (trio tata air), menyediakan bibit dengan sistem peremajaan kebun dan pemberian alat berat berupa ekskavator, walau dengan banyak keterbatasan, hal tersebut tetap menjadi prioritas
"Walau memiliki keterbatasan kemampuan anggaran, hal ini tetap menjadi komitmen kami di daerah untuk menyelamatakan perkelapaan Indonesia khususnya di Indragiri Hilir," jelas Bupati Inhil HM Wardan.
Dari luas perkebunan kelapa yang ada, sebagain besar adalah milik masyarakat. Itulah salah satu dasar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhil sangat antusias dalam memperjuangkan penyelamatannya dan hampir 70 persen masyarakat didaerah bergantung pada sektor perkelapaan.
"Mau tidak mau ddalam hal ini, harus ada peran pemerintah pusat. Minimal dalam mencarikan investor dibidang perkelapaan. Dengan begitu bisa membantu menyelamatkan perkebunan kelapa yang ada," harapnya.
Sektor perkelapaan di Inhil memiliki potensi yang cukup besar. Terlebih jika tidak ada kondisi perkebunan yang rusak. Dari sisi geografis, daerah itu terletak diantara beberapa negara maju. Seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Dengan kondisi itu jelas sangat diuntungkan. (adv/Diskominfo)