GAGASANRIAU.COM, TEMBILAHAN - Mengenai aksi demonstrasi ratusan nelayan di Kecamatan Reteh, Kabupaten Inhil, atas tenggelamnya kapal motor (pompong) nelayan Jum'at lalu (24/11/17), mengakibatkan tewasnya Abdul Satar (50 tahun) seorang nelayan.
"Kami minta polisi mengusut kejadian ini (tenggelam dan tewasnya nelayan atas nama Abdul Satar), karena sudah sering terjadi," teriak Bayu, salah seorang peserta aksi demo seperti dilansir riauterkini. Aksi demo ini dipicu, dari informasi yang beredar dan keterangan pihak keluarga, tenggelamnya kapal pompong yang menyebabkan tewasnya nelayan setempat, bukan karena menabrak kayu, tapi diduga akibat ditabrak speedboat pembawa rokok ilegal (speedboat siluman) yang selama ini disebut-sebut bebas masuk di kawasan perairan Sungai Indragiri.
Menanggapi adanya aksi unjuk rasa tersebut, Kapolres Indragiri Hilir AKBP Dolifar Manurung, S.IK, M.SI, saat dijumpai GAGASANRIAU.COM diruangannya menuturkan bahwa ia telah mendapatkan informasi adanya unjuk rasa tersebut, para pendemo meminta pengusutan mengenai tewasnya seorang nelayan di Desa setempat.
"Saya sudah dapat informasi adanya demontrasi di Pulau Kijang. Namun sampai saat ini pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan," ungkap Dolifar kepada GAGASANRIAU.COM, Selasa siang (28/11/2017)
Dolifar juga mengungkapkan, pihak kepolisian kesulitan untuk mengungkap pristiwa tersebut. Disampaikan nya saat ini pompong milik korban tersebut belum ditemukan, dikarenakan tenggelam dan hanyut.
"Pompong milik korban belum ditemukan. Kita ingin mencari bukti, apakah pompong itu benar-benar menabrak kayu atau memang ditabrak," tuturnya. Sementara, sambung Dolifar, speedboat milik warga setempat juga akan kita cek, apakah ada bekas tabrakan atau tidak
Dolifar menegaskan, kalau memang terbukti salah satu speedboat itu menabrak pompong nelayan, pihak kepolisian akan menindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Karena telah hilangnya nyawa seseorang atas insiden tersebut.
Reporter: Daud M Nur