Gagasanriau.com, Pekanbaru-Berdasarkan pernyataan Kapolda Riau Brigjen Condro Kirono yang menyatakan PT National Sago Prima (NSP) / PT Sampoerna Agro Tbk masih dalam proses penyidikan namun sejauh ini belum ada nama perorangan tersangka pembakar lahan. Hal ini dirasa agak membingungkan dan inkonsisten terhadap penegakan hukum dalam memberantas kejahatan kemanusian perusak lingkungan.

"Korporasinya sudah masuk tahap penyidikan, namun penetapan nama tersangka perorangannya masih tahapan lanjutan," kata Brigjen Condro kepada wartawan di Pekanbaru.

Ia menjelaskan, kasus PT NSP tersebut sama halnya dengan PT Adei Plantation yang sebelumnya juga terlibat dalam kasus pembakaran lahan.

Alasan yang disampaikan oleh orang nomor satu di kepolisian daerah Riau ini karena menurutnya penyidikan belum tentu harus diiringi dengan penetapan tersangka, dengan alasan kasusnya ini cukup rumit dan membutuhkan proses mendalam termasuk menghadirkan saksi ahli.

Menurut Condro lagi, Kasus NSP, menurut dia, sama persis dengan PT Adei Plantation yang terlibat dalam kasus pembakaran lahan pada Oktober 2013.

Ketika itu, kepolisian juga telah mendatangkan saksi ahli dari Universtas Gajah Mada (UGM) dan saksi lainnya guna menguatkan dugaan tersebut.

Dan sejauh ini penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Kepolisian Daerah (Polda) Riau baru menetapkan tersangka dan menahan pimpinan PT Adei Plantation berinisial DA setelah dua bulan upaya pengusutan.

"Jadi sama dengan PT Adei, saat ini NSP sudah penyidikan, namun tersangkanya belum,"kata dia.

Sebelumnya Kepala Bidang Humas Polda Riau Guntur Aryo Tejo mengatakan, pihaknya telah melibatkan tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (ITB) untuk mengusut keterlibatan korporasi dalam perkara dugaan pembakaran lahan dan hutan.

Ia mengatakan, untuk penetapan tersangka perorangannya dari badan perusahaan itu, masih akan menunggu hasil dari analisis tim ahli tersebut.(Ant)