Gagasanriau.com Pekanbaru-Pasca Pilpres 2014 Tim Jokowi – JK terus merayu koalisi merah putih dari Tim Prabowo – Hatta untuk ikut bergabung dengan tetap menebar dan membangun opini bahwa pihak Jokowi menang dalam pilpres 2014. Direktur Eksekutif Nurjaman center For Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman menilai, sangat kecil kemungkinan koalisi merah putih untuk selingkuh apapun penawaran dari pihak Jokowi – JK bila menang, Pasalnya hal tersebut disebabkan track record buruk dari PDIP dalam berkoalisi. Ada beberapa indikator mengapa partai koalisi merah putih sulit untuk berselingkuh dengan pihak Jokowi – Jk, pertama  karena PDIP sudah terbukti  mengingkari janji politik secara tertulis bersama Gerindra dalam perjanjian batu tulis. Alasan kedua, koalisi merah putih sudah membuktikan komitmennya untuk berkoalisi secara permanen  seperti berubahnya sikap oportunis  Golkar dengan memecat beberapa kadernya yang mendukung Jokowi – JK dalam pilpres karena berseberangan dengan koalisi Partai. Alasan ketiga, pihak koalisi merah putih sudah menduga bahwasanya ajakan dari PDIP berkoalisi hanya untuk memuluskan keinginan PDIP untuk mendapatkan kursi Ketua DPR RI periode 2014 – 2019 yang sebagaimana diketahui, merupakan keinginan PDIP yang tidak tercapai karena kalah dalam pemungutan suara di DPR. “Manuver politik Tim Jokowi – JK saat ini berpusat pada para elit politik dengan tetap mempertahankan opini bahwa Jokowi menang, agar para elit politik tergiur untuk pindah, padahal sebelum tanggal 22 juli tidak ada sumber yang bisa dipercaya selain menunggu hasil pengumuman resmi dari KPU.” Sejarah partai Golkar memang menunjukan selama ini belum pernah berada dalam kubu oposisi. Namun, sikap yang ditunjukan PDIP beberapa waktu lalu yang dengan mudahnya mengingkari sebuah perjanjian resmi yang telah disepakati, rasanya bukan tidak mungkin dalam parlemen kali ini seandainya kalah dalam pilpres partai Golkar akan tetap berada tetap dalam kubu koalisi merah putih’tutup Jajat.(Rilis)