Daerah

Diduga Mario Kabur ke Pekanbaru dan Medan Bawa Uang 200 Ribu

Gagasanriau.com Bagan Sinembah--Entah apa yang ada difikiran Mario Steven Ambarita (21), baru dua hari berkumpul dengan keluarganya semenjak dibebaskan namun masih dalam pengawasan pihak Pengawas Pengawai Negeri Sipil (PPNS) Kementerian Perhubungan, Jumat 18/4 sekira pukul 01.00 wib kemarin kembali membuat orang tuanya syok karena kabur dari rumah tanpa pamit.

Berdasarkan pengakuan ayah Mario, Manahan Ambarita, sebelum kabur, Mario hanya menghabiskan waktunya dirumanya saja. Dan Mario hanya meminta ke Warung Internet (Warnet) sebanyak dua kali. "Tapi, itu pun saya kawal dia dan melihat yang diakses dia," kata Manahan kepada awak media di Traffic Light Cofee, Sabtu 18/3 di Bagan Batu.

Memang akses yang sering dibuka Mario di internet kata Manahan, tidak alin adalah photo dia yang diatas roda Pesawat Terban Garuda saat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta. "Sewaktu saya melihat dia membuka photonya di internet, dia bilang sama saya, "pak, orang orang keluar dari pintu garuda, aku keluar dari pantat garuda" sambil senyum sama saya," ujar Manahan dengan nada serak.

Lebih jauh Manahan memaparkan, dirinya beserta keluarganya hanya bisa berdoa dan pasrah kepada Tuhan akan kelakuan anak keempatnya itu. "Kejadian ini sangat membebani keluarga. Karena, kami semua memikirkan keselamatan dia diperjalanan yang hanya bawa uang Rp 200 Ribu. Jadi wajar saja kami khawatir kalau habis uang, pakah dia membunuh ataukan dia dibunuh nantinya," sebuntya.

Disinggung mengenai adakah tanda tanda atau gerak gerik Mario yang mencurigakan sebelum kabur, Manahan mengarakan tidak ada. "Sebelum dia pergi, tidak ada siapa siapa yang dihubunginya. Dan saya juga tidak menaruh curiga sama dia ketika dia menyuruh adiknya minta dompetnya yang sengaja kami pegang sekitar jam 22.00 wib Kamis Malam Jumat itu, dan tidur dia sama adiknya di kamar tengah," katanya lagi.

Adapun kata Manahan lagi, dirinya mengetahui anaknya sudah pergi Jumat Dini Hari sekitar pukul 02.00 wib ketika ia bangun dan melihat anaknya di kamarnya dan melakukan pencarian bersama sanak familinya yang lain.

Setelah lelah melakukan pencarian namun tidak juga diketemukan, akhirnya sekitar pukul 10.00 wib, adik ipar Manahan menemukan surat yang ditinggalkan Mario di bawah tv digital yang ada di ruang tamu rumahnya dan melaporkannya ke pihak Kepolisian Bagan Sinembah.

"Kita sudah membuat laporan semalam di Kantor Polisi Bagan Sinembah, dan surat tanda pemberi laporan (STPL) sudah kita terima," ucapnya sembari menunjukkan surat STPL nya kepada wartawan yang didampingi Ketua Tim Kuasa Hukumnya dari Tim Advokasi Aliansi Perari, Mangiring P Sinaga S.Sos SH.

Kendati pihak kepolisian sudah menerima laporan tersebut dan langsung melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian di areal Sumatera untuk melakukan pencarian, Manahan juga meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia yang menemukan dan mengetahui posisi Mario Steven Ambarita, agar dapat sesegera mungkin menghubungi pihak yang berwajib.

"Kami sangat meminta bantuan masyarakat yang mengetahui keberadaan anak kami agar segera memveritahukan pihak kepolisian. Bahkan silahkan hubingi kami di nomor ini 0853-6519-9887. Tapi jangan anak kami di apa apakan ya, karena anak kami pikirannya masih belum stabil akibat aksi nekatnya itu. Dan saya juga minta tolong kepada masyarakat untuk melindungi anak kami," pintanya.

Sekedar diketahui, sebenarnya orang tua beserta keluarga besar Mario Steven Ambarita, Sabtu 18/4 siang, melakukan acara Adat dan Doa bersama atas keselamatannya. Namun, Marionya terlanjur pergi. "Walaupun Mario sudah pergi entah kemana, acara ini tetap kami laksanakan. Karena semua keluatlrga sudah pada kumpul," tukasnya sambil mengatakan kuat dugaan Mario pergi ke dua daerah yakni antara Medan atau Pekanbaru.

Reporter Hermansyah Editor Brury MP


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar