Daerah

Pertanian Harus Mampu Beradaptasi terhadap Perubahan Cuaca

Gagasanriau.com Bagan Sinembah-Tantangan terbesar yang harus dihadapi dalam dunia pertanian adalah terjadinya perubahan iklim. Hal tersebut akan berdampak besar terhadap produksi yang diperoleh.

Untuk itu segala pihak harus mampu beradaptasi dalam menghadapinya."Siapapun harus mampu beradaptasi menghadapi perubahan iklim, termasuk petani dan pemerintah," kata pengamat pertanian, Rokan Hilir (Rohil), Indra Kurniawan Akbar, Senin (4/5/2015) di Bagan Sinembah.

Dijelaskan, apabila perubahan iklim itu berlangsung secara ekstrim, pengaruhnya akan sangat besar pada sektor pertanian. Pasalnya, dengan perubahan iklim ekstrim yang terjadi, dapat berhujung pada kekeringan, banjir hingga longsor.

"Meskipun di Segeri Seribu Kubah ini perubahan iklim memang terjadi, tetapi yang kita rasakan, perubahan itu berlangsung secara gradual," jelasnya.

Nah, dalam menghadapinya hal tersebut, peranan teknologi harus dikedepankan, dan peranan yang dimaksud itu adalah, peranan teknologi mitigasi hingga teknologi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

Pada teknologi mitigasi itu, jelasnya, akan lebih berfungsi untuk mengantisipasi dampak dari perubahan iklim yang terjadi secara luas. Sementara pada teknologi OPT hal itu untuk mengantisipasi serangan hama penyakit supaya dapat dikendalikan.

"Peranan kita sebagai badan penelitian dan pengembangan teknologi pertanianadalah dengan terus menciptakan varietas yang sesuai dengan perubahan iklim. Di samping juga dengan menekankan pengelolaaan kalender tanam terpadu," terangnya.

Namun sejauh ini, meskipun di tingkat petani penerapan keduanya sudah dilakukan, tetapi masih terlampau sedikit yang melakukannya. Padahal, hasil yang telah diuji dari penerapannya di berbagai daerah seperti contoh di Sumatera Utara (Sumut), sudah berjalan sangat baik.

Hal itu, dikarenakan petani di lapangan juga memiliki lokal sistemnya sendiri. Yang artinya, petani juga memiliki pengetahuan yang diyakininya sesuai dengan identik lokal yang ada di masing-masing tempat petani berdomisili.

"Petani masih konvensional. Tetapi perlahan-lahan akan kita dorong, supaya bisa beradaptasi dengan perubahan iklim yang berlangsung ini," terangnya.

Reporter Hermansyah Editor Brury MP


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar