Gagasanriau.com Pelelawan - Sejak Kabupaten Pelalawan ini lahir yakni tanggal 12 Oktober 1999, para 'founding father' daerah ini telah memasukkan bidang pendidikan sebagai bagian dari lima pilar arah kebijakan pembangunan. Empat yang lain diantaranya Ekonomi Kerakyatan (Ekora), Kesehatan, Perhubungan dan Peningkatan Aparatur.
Khusus bagi pendidikan sendiri, sasaran yang ingin dicapai adalah peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kualitas belajar dan mengajar, serta perluasan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Karena itulah, dunia pendidikan diharapkan mampu sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi pembangunan karakter bangsa. Sehingga dengan begitu, anggota masyarakat akan mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi dan norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama.
[caption id="attachment_27990" align="alignleft" width="500"]
"Pembangunan karakter dan pendidikan karakter harus menjadi suatu keharusan. Soalnya, pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun, sehingga keberadaannya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya maupun masyarakat pada umumnya," terang Kepala Dinas Pendidikan Pelalawan, MD Rizal.
Dengan kata lain, bahwa pembangunan watak atau character building adalah suatu hal yang amat penting. Soalnya, semua unsur lapisan masyarakat ingin membangun manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan berperilaku baik. Dan bangsa ini ingin memiliki peradaban yang unggul dan mulia, sehingga peradaban demikian dapat dicapai jika masyarakatnya juga merupakan masyarakat yang baik atau good society.
Dan masyarakat seperti itu, dapat diwujudkan apabila manusia-manusia Indonesia adalah manusia yang berakhlak dan berwatak baik, manusia yang bermoral dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berperilaku baik pula.
[caption id="attachment_27991" align="alignright" width="500"]
"Itulah sebabnya, kita sungguh menggarisbawahi pentingnya pendidikan dan pembangunan karakter bangsa dalam arti luas," tandasnya.
Bangsa yang berkarakter unggul, di samping tercermin dari moral, etika dan budi pekerti yang baik, juga akan ditandai dengan semangat, tekad dan energi yang kuat. Tak hanya itu, dengan pikiran yang positif dan sikap yang optimis, serta dengan rasa persaudaraan, persatuan dan kebersamaan yang tinggi.
Terkait pentingnya pendidikan karakter ini, Dinas Pendidikan Pelalawan bekerjasama dengan Pusdiklat Pro Skills pernah menggelar Seminar Internasional dengan tema Peran Pendidikan Karakter Untuk Menghadapi Tantangan Masa Depan Bangsa.
Saat itu, Bupati Pelalawan HM Harris Bupati Pelalawan HM Harris mengatakan bahwa saat ini persoalan budaya dan karakter bangsa telah menjadi sorotan tajam masyarakat dan telah menjadi isu sentral pendidikan nasional.
"Soalnya, sampai saat ini pendidikan sudah dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif untuk penyelesaian tuntas persoalan kebangsaan," katanya.
Dan salah satu tujuan pendidikan adalah menjaga kelangsungan kehidupan sosial dalam masyarakat dengan cara mempersiapkan generasi muda yang tangguh dengan berkarakter Indonesia. Karena itulah, diharapkan hasil seminar ini ke depannya akan membentuk SDM-SDM yang berkualitas di daerah ini.
Apalagi, saat ini pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sistim Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.
"Dan amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama," bebernya.
Hal yang kurang lebih sama disampaikan juga oleh salah satu pembicara yakni Prof Dr H Qomari Anwar MA. Disimpulkannya bahwa ada tujuh (7) prinsip pendidikan karakter yakni pendidikan karakter memerlukan contoh, pendidikan karakter memiliki standar nilai yang jelas, materi yang eksplisit, mengarahkan pada pembiasaan (habit), lingkungan yang kondusif, kekuatan pola asuh di rumah dan evaluasi aplikasi karakter.
"Karena itulah, peran pemerintah atau Pemda salah satunya adalah dengan mendorong tumbuh kembangnya pendidikan karakter melalui pembinaan dan fasilitasi," katanya.
Prof DR Ermaya Suradinata dari Lemhannas RI sendiri secara garis besar dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa dengan adanya seminar ini diharapkan langkah atau tindakan konkrit pemda Pelalawan dan segenap lapisan masyarakat untuk menata diri dan membangun strategi.
Bahkan Menteri Pendidikan Selangor dari Malaysia YB Dr Halimah binti Ali yang datang di acara tersebut berkata bahwa sebenarnya selama ini justru pihaknya belajar pendidikan karakter itu dari Indonesia yang memang sudah ada sejak zaman dulu.
"Namun sayangnya, saat ini pendidikan karakter di negara ini semakin hilang tergerus arus modernisasi sementara pihaknya justru tengah gencar-gencarnya mengembangkan hal ini," ungkapnya.
Pendidikan karakter sendiri adalah upaya dalam rangka membangun karakter atau character building peserta didik untuk menjadi lebih baik. Sebab, karakter dan kepribadian peserta didik sangat mudah untuk dibentuk. Secara etimologis karakter dapat dimaknai sesuatu yang bersifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah laku, budi pekerti, tabiat, ataupun perangai.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan Karakter ini dilaksanakan merupakan wujud integratif-interkonektif yang mencakup aspek multidisiplin dan multidimensi, sehingga diperlukan pendekatan yang komprehensif, utuh, interkonektif antarberbagai disiplin ilmu, tidak sektoral-parsial, misalnya dalam pembejaran matematika, yang diajarkan adalah bagaimana menjumlah angka dengan baik dan tidak mengurangi penjumlahan dalam realitas jual-beli maupun aktivitas lain di luar mata pelajaran matematika.
Dengan begitu, melalui pendidikan karakter semua berkomitmen untuk menumbuh kembangkan peserta didik menjadi pribadi yang utuh untuk menginternalisasi nilai-nilai kebajikan dan terbiasa mewujudkan kebajikan itu dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Karakter merupakan proses pembelajaran yang dengan menitikberatkan pada implementasi pengetahuan.
[caption id="attachment_19211" align="alignright" width="336"]
