Daerah

Ulasan Praktisi Politik Terkait Pilkada Pelelawan Antara Zukri-Anas Badrun VS Harris-Zardewan

Gagasanriau.com Pelelawan - Dua figur terbaik Kabupaten Pelalawan sudah memastikan diri bertarung di Pilkada Pelalawan yang akan digeber 9 Desember mendatang. Siapa menang?

Pilkada`di Kabupaten Pelalawan diyakini akan berlangsung sengit. Apalagi kalau dilihat dari bakal calon yang sudah mendaftar di KPUD Pelalawan yang mempertemukan tokoh tua vs tokoh muda.

Tokoh tua bupati incumbent HM Harris yang berpasangan dengan Zardewan, sementara tokoh muda diwakili Zukri yang berpasangan dengan Annas Badrun.

Jika ditilik dari besarnya dukungan 'perahu' masing-masing kandidat, pasangan Harrris-Zardewan jelas ungul jauh. Dari 12 partai yang ada, 6 diantaranya (minus Golkar dan PPP) mendukung pasangan ini.

Sementara, pasangan Zukri-Anas Badrun hanya bermodalkan 'biduk' kecil yang muatannya pas-pasan. Mereka hanya didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Demokrat.

Tapi, kekuatan partai politik tidak jadi jaminan seseorang untuk mendapat dukungan rakyat. Semua tergantung rakyat. Siapa yang merakyat, dialah yang akan mendapat dukungan siginifikan.

"Saya kira dukungan partai belum jadi jaminan seseorang untuk bisa menang. Sebab, banyak indikator lain yang menentukan. Besarpun dukungan parpol kalau tidak merakyat, maka ia tidak akan dipilih oleh rakyat. jadi, siapa yang berhasil merebut hati rakyat, dialah yang akan keluar sebagai pemenang," ucap pengamat politik Riau DR Andi Yusran kepada wartawan, baru baru ini.

Dia mengatakan, relevansi antara posisi parpol dengan dukungan itu tidak terlalu signifikan. Yang berpengaruh itu adalah personal dengan pemilih, bukan parpol dengan voter (pemilih,red).

Seperti komentar Andi sebelumnya, berdasarkan hasil pilkada yang sudah-sudah, biasanya incumbent akan mendapat perlawanan yang cukup berat dari rivalnya. Apalagi kalau itu sampai terjadi head to head (satu lawan satu,red).

"Karena posisi sang rival diuntungkan dari dukungan yang diberikan oleh kelompok yang tidak pro incumbent. Kalaupun kelompok ini tidak sepaham dengan rival incumbent, maka mereka akan memilih untuk tidak menggunakan haknya. Jadi, yang diuntungkan dalam head to head itu adalah pihak penantang,"ulas Andi lagi.

Terkait dengan kecendrungan pemilih yang melihat hasil kerja ketimbang yang belum memperlihatkan bukti, Andi berpendapat tetap ada. Namun, kecendrungan masyarakat untuk memilih yang baru juga cukup tinggi.

"Disinilah nantinya akan terjadi tarik menarik. Perilaku voter yang merasa puas akan menguntungkan incumbent, sementara yang tidak puas akan cenderung untuk mengalihkan dukungan kepada rival incumbent," pungkasnya.

Fifty fifty

'Duel' yang mempertemukan pasangan Harris-Zardewan dan Zukri-Anas Badrun di Pilkada Pelalawan, juga dinilai pengamat politik Universitas Riau M Saeri sebagai pertarungan yang seru dan ketat. Raihan suara dari masing-masing calon ini diprediksi tidak akan berselisih jauh.

Menurut Saeri yang dihubungi Gagasanriau.com beberapa waktu lalu, masing-masing kandidat memiliki basis basis dukungan jelas. Bupati incumbent HM Harris tentu memiliki lumbung-lumbung suara. Begitu juga dengan Zukri yang sukses mendulang suara pada Pemilu legislatif lalu, juga memiliki basis dukungan.

Bicara soal mana yang lebih berpeluang, antara figur muda dengan figur tua, Saeri mengatakan fifty-fifty. Semua dikatakannya tergantung mereka sendiri. Artinya, sejauh mereka ini sudah mengakar di tengah-tengah masyarakat.

"Mengakar dalam artian benar-benar dekat dengan rakyat. Kalau yang dimaksud mereka yang sudah berkiprah di provinsi, saya kira ada kebanggaan masyarakat daerah atas keberhasilan tersebut. Dan ini jelas menguntungkan yang muda," ujarnya.

Tapi, jelas Saeri lagi, yang menjadi ukuran bukan masalah incumbent sarat pengalaman atau yang muda penuh energik, akan tetapi tergantung dari kehebatan mesin politik masing-masing bekerja atau tidak. Sebab peran mesin politik juga sangat mempengaruhi.

Tak hanya itu, faktor unggulan juga bisa dikalahkan dengan faktor accidental (mentalitas dari yang mau dipilih dan memilih). Kalau korelasi mentalitasnya transaksional, ini tidak akan memberikan keuntungan para calon.

Nah, siapa yang akan keluar sebagai pemenang, kita tunggu saja 9 Desember mendatang.

Reporter Apon Hadiwijaya


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar