Daerah

Di Inhil, PT CPK Serobot Lahan Petani

Gagasanriau.com GAS - Petani di Desa Rambaian, Kecamatan Gaung Anak (GAS) mengaku tidak pernah menjual lahan mereka kepada pihak PT Citra Palma Kencana (PT CPK), maka mereka menuntut perusahaan sawit mengembalikan lahan mereka tersebut. "Kami tidak pernah menjual lahan kami kepada perusahaan tersebut, namun tiba-tiba lahan kami sudah mereka tanami sawit," cerita Ahmad (44), petani Parit Milon, Desa Rambaian kepada tim Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Inhil dan LSM Perjuangan Anak Negeri (PERAN) yang melakukan investigasi ke lapangan, Sabtu (22/8/15). Dijelaskan, ada sekira 50 hektar lahan mereka yang diserobot perusahaan tersebut, padahal mereka memiliki bukti kepemilikan yang sah dari pihak desa sampai kecamatan. Lahan ini sudah sempat ditanami mereka dengan tanaman kelapa dan tanaman lainnya, namun disebutkan dirusak pekerja perusahaan dengan menggunakan alat berat saat mereka menanam sawit di lahan petani tersebut. "Sejak dari awal saya mengelola lahan ini, namun sebagian sudah diambil oleh perusahaan, padahal saya tidak pernah menjualnya. Kami minta kembalikan lahan kami ini," sebut Sias (55), untungnya sebagian lahan masih gigih dipertahankannya dan berdiri bangunan rumah diatas, kalau tidak sudah 'dirampas' perusahaan tersebut. Para petani yang lahan diserobot tersebut membawa tim PWI dan LSM PERAN melihat lahan-lahan mereka yang diserobot PT CPK. Di lokasi terlihat, sudah ditanami sawit yang berusia sekitar satu tahun. "Itu bekas tanaman kelapa dan sagu yang saya tanam saat belum diserobot perusahaan ini," ujar Asmawi, petani yang lahannya juga diserobot, sambil menunjuk bekas pohon kelapa yang sudah lapuk. Memang di lokasi lahan yang dirampas perusahaan sawit ini, terlihat bekas tanaman kelapa dan sagu yang dikelola petani. Tampak pula tumpukan sabut kelapa, bekas petani mengolah hasil kebunnya di lokasi ini. "Untung saja ada rumah itu, kalau tidak sudah sampai ke pemukiman kami mereka menanam sawitnya. Maka, kami minta pihak pemerintah juga dapat menyikapi permasalahan ini,"pintanya. Pihak perusahaan belum dapat dikonfirmasi mengenai dugaan penyerobotan lahan milik petani Desa Rambaian ini. Salah seorang pekerja mengatakan saat ini pimpinannya tidak ada di lokasi. "Pimpinan tidak ada bang, karena hari ini libur,"jawabnya singkat. Demikian juga dengan Kepala Desa Rambaian, H Ardi juga tidak ada di kediamannya saat akan dikonfirmasi mengenai permasalahan ini. Ia diketahui, sering berada di Tembilahan daripada di desa ini. "Bapak lagi di Tembilahan, ada urusan,"jawab Arfen, menantu H Ardi. Editor Brury MP Rilis PWI Inhil


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar