Daerah

Pemda Siak Abaikan Bentrok Antar Buruh di PT GAS

GagasanRiau.com Pekanbaru - Pemerintah Kabupaten Siak Provinsi Riau dinilai telah membiarkan bentrok dua massa buruh di PT GAS perusahaan yang bergerak dibidang perusahaan sawit. Bentrokan dua massa ini menyebabkan terbakarnya sepeda motor milik salah satu kelompok massa buruh. Disampaikan oleh Nelson Manalu, Ketua Pimpinan Unit Kerja Federasi Serikat Pekerja Transport Indonesia (PUK-FSPTI) bentrokan dua massa ini terjadi pada hari Rabu (14/10/2015) antara masyarakat Desa Kandis, Kecamatan Kandis Kabupaten Siak dengan kelompok massa yang diduga bayaran oleh perusahaan PT.GAS. "Kejadiannya pada siang hari sekitar pukul 14.15 Wib, saat massa yang diduga bayaran perusahaan datang menyerang masyarakat dan mengakibatkan terjadinya pembakaran 1 unit sepeda motor milik masa bayaran karena ditangkap masyarakat"kata Nelson kepada GagasanRiau.com Kamis Siang (15/10/2014). "Kami adalah kepengurusan yang tercatat di Disnaker Kabupaten Siak, namun ada pihak-pihak lain yang mengaku pengurus F-SPTI yang didukung perusahaan. Mayoritas anggota kami adalah masyarakat tempatan yang mencari nafkah untuk keluarga. Atas persoalan ini, sebelumnya kami sudah menyurati Bupati,Disnaker,dan DPRD siak, namun belum ada tindaklanjutnya. Apakah karena kami buruh dan orang susah tidak dipandang oleh Pemerintah"kata Nelson Manalu dengan mata yang berkaca-kaca. Sementara itu tokoh pemuda dari Kecamatan Kandis, Daniel Simanjuntak terkait terjadinya bentrok tersebut menilai Pemkab Siak dinilai tidak tegas atau plin-plan pemda yang dipimpin Syamsuar-Alfedri. "Jika pemerintah tegas, maka dia akan intruksikan kepada Disnaker, bahwa satu-satunya kepengurusan sah adalah yang sudah terdaftar sejak lama di dinas. Apa lagi setahu saya PT.GAS itu sangat banyak masalahnya, baik dari sisi Amdalnya, CSR, dan penggunaan bahan bakarnya yang tidak menggunakan minyak industri"tukas Daniel. "Yang saya heran saja kenapa pemerintah tidak menindaknya. Bahkan saya pesimis Kabupaten Siak itu jika dipimpin mereka 5 tahun kedepan akan terus terjadi hal-hal seperti ini"tegas Daniel. Reporter Arif Wahyudi


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar