Daerah

Pernyataan Anggota DPR RI Ingin Keluar Dari NKRI Gara-Gara Asap Dinilai Pencitraan Dan Bodoh

GagasanRiau.com Pekanbaru - Pernyataan wakil rakyat baik Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau Noviwaldy Jusman dari Partai Demokrat yang menyatakan keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Jumat (23/10/2015) menyusul anggota DPR RI Pemilihan Riau, Nurzahedi atau Eddy Tanjung dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang juga menyatakan akan keluar juga dari NKRI dinilai hanya untuk pencitraan dan omongan negarawan yang bodoh.

Untuk itu tim GagasanRiau.com melakukan liputan meminta tanggapan warga Riau terkait pernyataan dua politisi asal Bumi Lancang Kuning ini yang dianggap kontroversial.

"Malu saya sebagai warga Riau punya wakil rakyat yang pengecut dan lari menghindar dari persoalaan rakyat seperti ini, harusnya mereka mati-matian bagaimana mendesak agar pihak terkait lebih serius menangani asap ini kan mereka wakil kami, kalo wakil kami aja kayak begini, bagaimana kami warga"ungkap Solihin pedagang buah-buahan gerobak ini kepada GagasanRiau.com Sabtu siang (24/10/2015) saat diminta tanggapannya.

"Ternyata kami salah memilih mereka sebagai wakil rakyat, mereka tidak mewakili kami mereka cuma buat pencitraan saja, harusnya mereka berjuang di parlemen memperjuangkan hak-hak rakyat, bukan keluar dari NKRI, kan selama ini mereka makan dan hidup dari uang rakyat, kenapa giliran ada masalah asap kok lari, itu pengecut dan bodoh namanya"ujar Eko Kurniawan aktifis pemuda ini geram.

"Tidak cerdas dan hanya pencitraan saja, kalo ,mereka benar-benar berjuang untuk rakyat mereka sudah ada jalurnya lakukan upaya politik agar mendesak pemerintah tegas dan cepat menangani asap dan mereka itu digaji rakyat lho, ini tidak patut ditiru oleh rakyat karena mereka bicara beda kondisinya dengan kita rakyat kecil selain dibelit persoalaan ekonomi kami rakyat terpapar oleh kabut asap yang beracun ini"kata Didik Arianto Ketua Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Riau Sabtu petang (24/10/2015)

Ditambahkan Didik semestinya dua wakil rakyat itu lebih cerdas untuk menyikapi persoalaan kebakaran lahan dan hutan hingga menyebabkan jutaaan warga terpapar kabut asap dengan melakukan evaluasi perusahaan-perusahaan pemilik konsesi.

"Banyak perusahaan-perusahaan perkebunan sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI) di Riau yang lahannya terbakar serta juga menjadi dalang dari kerusakan lahan gambut serta sumber terjadinya konflik agraria dengan masyarakat petani. Itu yang harusnya mereka perjuangkan rekomendasikan untuk dicabut izinnya, dipidanakan dan dituntut untuk mengganti kerugian materil diderita rakyat, bukan lari dari kenyataan itu pengecut namanya"tukas Didik.

Sebelumnya Eddy Tanjung ikut-ikutan menyatakan diri untuk keluar dari NKRI karena pemerintah gagal tangani asap ini. “Pemerintah pusat sudah melakukan pembiaran. Kalau pusat masih bersifat seperti ini dan tetap membiarkan kita, kalau perlu kita akan keluar dari NKRI. Pemerintah pusat seperti tidak ada perhatian kepada kita,” ujar Eddy Tanjung dilansir dari Tribun, Jumat (23/10/2015).

Reporter Arif Kurniawan


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar