Daerah

Di Inhil Penanganan Persalinan Ibu Melahirkan 70 Persen Masih Ditangani Dukun

GagasanRiau.Com Tembilahan - Dalam pertemuan Koordinasi Lintas Sektor dalam rangka advokasi penurunan angka kematian bayi dan gizi buruk. Terungkap bahwa dari jumlah kematian ibu dan bayi sebanyak 23 kasus ditahun 2015 hingga bulan September disebabkan pendarahan persalinan yang tidak sesuai prosedur kehamilan.

Dimana hal ini berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Inhil dengan rincian total kematian ibu dan bayi 148 dan penderita gizi buruk sebanyak 28 orang anak, meninggal 3 orang, terbanyak di Kota Tembilahan Kota.

Pada pertemuan Rapat Koordinasi tersebut banyak para bidan yang ada di Kecamatan dan Desa menyampaikan bahwa tingginya angka kematian ibu dan bayi ini disebabkan penanganan persalinan masyarakat banyak melalui dukun kampung.

"Penanganan Persalinan 70 persen masyarakat masih banyak melalui dukun, ketika tidak bisa ditangani lagi baru merujuk ke Puskesmas atau RSUD,"ungkap Ayu Ningsih, Kepala Puskesmas Pengalihan Enok, Senin (16/11/15).

Untuk itu, Bupati HM Wardan, akan mengusulkan untuk membuat peraturan penanganan pelayanan persalinan melalui dukun tidak dibolehkan. Dan setiap penanganan pelayanan persalinan yang melalui dukun harus didampingi oleh bidan setempat. "Kita buatkan untuk SK pendampingan"tukas Wardan.

"Untuk penanganan persalinan melalui dukun kampung itu tidak bisa dipaksakan untuk menghilangkan itu, karena kepercayaan masyarakat masih sangat tinggi," ungkap Wardan, Senin (16/11/15).

"Solusinya ialah kita akan buatkan membuat peraturan untuk penanganan pelayanan persalinan melalui dukun tidak dibolehkan. Kita buatkan program dan mengusulkan membuat peraturan Surat Keputusan (SK) kepada para bidan untuk penaganan persalinan melalui dukun akan didampingi bidan setempat,"tukasnya.

Reporter Daud M.Nur


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar