Daerah

Bupati Wardan Minta Semua Pihak Dukung PDAM yang Kini Sedang 'Sakit'

GagasanRiau.Com Tembilahan - Bupati Indragiri Hilir (Inhil), HM Wardan mengajak seluruh pihak, untuk turut bersama mendukung upaya perbaikan kondisi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indragiri (TI), yang saat ini dalam kondisi sakit.

Ajakan tersebut disampaikan orang nomor satu di Negeri Seribu Parit ini, saat menyampaikan tanggapannya terhadap pemandangan umum fraksi-fraksi DPRD tentang usulan 4 Ranperda Kabupaten Inhil dalam Rapat Paripurna di Gedung DPRD, Jalan HR Soebrantas Tembilahan, Selasa (24/11/2015) malam.

Dikatakan Bupati Wardan, terhadap penyertaan modal Pemkab Inhil kepada PDAM TI di bawah manajemen yang baru, marilah sama-sama diberikan kesempatan dalam bentuk suntikan dana atau investasi.

"Mari kita lihat kinerja managemen yang baru dengan adanya investasi ini, apakah manajemen yang baru mampu menjawab semua harapan kita," kata Bupati Wardan menjawab pemandangan umum dari Fraksi PDIP.

Sebelumnya, Dirut PDAM TI, Agustian Rasmanto yang diwawancarai awak media di Gedung DPRD Inhil menjelaskan, permintaan penyertaan modal ini telah disampaikan dan dibahas beberapa kali dalam hearing bersama komisi terkait.

"Jadi, kalau di paripurna tadi disampaikan bahwa kita hanya bisa meminta bantuan saja, itu artinya mereka tidak mengikuti hearing selama ini," kata Agustian.

Menurutnya, siapapun yang menjabat sebagai Dirut PDAM TI, pasti akan melakukan hal yang sama dengan dirinya. Apalagi mengingat hutang perusahaan berplat merah tersebut sudah mencapai sebesar Rp 7 miliar.

"Waktu saya masuk, kondisi PDAM sudah dinyatakan sakit, dan saya masuknya juga bukan bawa uang," terang Agustian seraya menambahkan bahwa penyertaan modal yang diusulkan oleh Pemkab Inhul ini adalah untuk 3 tahun ke depan, yakni tahun 2016, 2017 dan 2018.

Untuk itu, lanjut Agustian, jika DPRD Inhil tidak menyetujui penyertaan modal untuk PDAM TI, maka pihaknya akan tetap menerima keputusan tersebut.

"Tapi saya minta, kita sama-sama menilai apa yang harus dan sebaiknya dilakukan," tambahnya.

Padahal, diakui Agustuan, sulitnya menyembuhkan kondisi PDAM TI yang sakit adalah dikarenakan tidak sebandingnya biaya produksi dengan harga jual.

"Saat ini, harga produksi kita mencapai Rp6 ribu, sedangkan harga penjualan hanya Rp3 ribu. Sementara, untuk menaikan tarif hingga 100 persen tidak mungkin, apalagi dengan kondisi sekarang," imbuhnya.

Advertorial/Humas


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar