Daerah

Jurnalis: "Ansyari Kadir Anak Durhaka, Lecehkan Profesi Yang Pernah Ditekuninya

GagasanRiau.Com Pekanbaru - Kalangan wartawan dari berbagai media pemberitaan baik cetak, radio dan televisi serta media online lokal di Provinsi Riau menyatakan bahwa Anshari Kadir Kepala Bagian Administrasi Pendidikan dan Agama Biro Kesra Provinsi Riau seperti anak durhaka.

Pasalnya akibat profesinya sebagai jurnalis disebuah radio lokal RRI-lah yang menghantarkan dirinya menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemprov Riau hingga mendapat jabatan. Dimana sewaktu gubernur terdahulu dengan faktor kekuasaan telah membantu dirinya diangkat jadi PNS.

"Dia itu (Anshari Kadir. Red) anak durhaka, dimana profesi sebagai wartawan lah sebagai ibu kandung dari karirnya yang melahirkan dia menjadi pejabat di Pemprov Riau, namun dia melecehkan sendiri profesi yang telah melahirkan mendukung karirnya"kecam puluhan wartawan dalam orasinya saat melakukan aksi demonstrasi di perkantoran Gubernur Selasa (8/12/2015).

Pantauan GagasanRiau.Com dilapangan, sekitar 60 puluhan wartawan ini juga meminta agar Pelaksana Tugas Gubernur Riau (Plt Gubri) Andi Rachman agar memecat Anshari dari jabatannya sebagai bentuk sangsi atas perbuatannya melecehkan profesi wartawan.

"Pecat Anshari, tidak tahu diri, pernyataannya merupakan perbuataan keji"teriak wartawan geram. Selain dalam bentuk orasi, wartawan juga memajang photo Anshari yang diberikan tulisan kecaman.

Aksi yang berlangsung selama satu jam ini, bubar setelah Plt Gubri Andi Rachman menemui wartawan didepan teras perkantoran Pempro Riau. "Akan kita teruskan BKAD untuk diproses agar sangsi administrasi diberikan kepada saudara Anshari, namun saya minta agar rekan-rekan wartawan mau memaafkannya"kata Andi Rachman saat memberikan keterangan.

Namun secara kompak puluhan wartawan ini menolak untuk memaafkan Anshari, dan ditegaskan Haidir Tanjung salah satu wartawan media online nasional mendesak agar Anshari segera dipecat dari jabatannya.

Wartawan akhirnya membubarkan diri setelah Andi Rachman menyanggupi permintaan puluhan jurnalis ini agar melakukan sangsi berat kepada Anshari Kadir untuk dilakukan pemecatan dari jabatannya. "Akan saya serahkan di BKAD untuk diproses segera kata"Plt Gubri.

Sebelumnya Anshari Kadir dikutip dari antarariau.com, diduga melecehkan profesi wartawan saat memperkenalkan diri dalam acara Akselerasi Unit Kerja Siswa (UKS) di Aula Lantai IV Kantor Bupati Rokan Hilir, Senin (7/12/2015).

"Wartawan pandainya hanya cuma menyorot dan mencari kesalahan orang saja. Namun tak pandai menyorot diri sendiri," kata Anshari dihadapan pejabat Rohil yang saat itu dihadiri Asisten III H. Ali Asfar, Kepala Dinas Kesehatan HM. Junaidi Saleh, dan Kadisdik Rohil ir H Amiruddin.

"Mungkin dulu karena sering mencari kesalahan orang. Jadi sekarang saya yang disalah-salahkan," katanya menyindir profesi wartawan.

Tidak sampai disitu entah apa yang membuatnya membuat guyonan yang sangat jelas melecehkan profesi Pers dan Wartawan.

"Ibu dan Bapak-Bapak tau tidak. Dulu itu setiap ada acara lomba lari selalu wartawan yang menjadi juara. Asal ibu tahu karena saat lomba akan dimulai lempar saja amplop maka wartawan akan lari dengan cepat," katanya sambil tertawa dan diikuti tepuk tangan oleh hadirin.

Bahkan ia sempat membela diri bahwa saat menjadi wartawan ia tidak mau diberikan Amplop oleh narasumber.

"Saya dulu tidak mau. Bukan karena isinya 50 ribu ya tapi memang saya tidak mau. Paling sekali-kalilah pas mau berangkat ke Jakarta baru saya ambil," katanya membela diri.

Melihat perkataan Ashari semua hadirin pun menoleh kepojok kiri Kantor Bupati karena ada tiga orang wartawan yang sedang meliput. Bahkan dia kembali mengatakan bahwa dirinya masih memiliki kartu Pers yang masih berlaku.

"Wartawan di Bagansiapiapi jangan ditulis ya. Masa jeruk makan jeruk," katanya sambil menyindir wartawan yang ada saat itu.

Reporter Arif Wahyudi


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar