GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pekanbaru mengaku tidak mengenal pelapor yang melaporkan dirinya ke Polda Riau. Dimana sebelumnya Dedi Fionaldy 43 tahun warga Jalan Embun Pagi Kelurahan Tangkerang Labuai Kecamatan Bukit Raya melaporkan terkait kasus penipuan.

Baca Juga Diduga Menipu, Kepsek SMA Muhamadiyah Kota Pekanbaru Dilaporkan Ke Polda Riau

"Saya tidak kenal yang namanya Dedi dan tidak pernah memberikan pekerjaan apapun sama yang bersangkutan dan mungkin beliau memeras saya dengan pekerjaan orang lain" kata Defi Warman Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Pekanbaru ini kepada GAGASANRIAU.COM Rabu (19/4/2017).

Tetapi diakuinya bahwa dirinya pernah memberikan cek kosong, namun bukan untuk Dedi Fionaldy. "Cek itu diberikan ke Dadang dan sudah kita bayar cash (tunai. Red) bertahap waktu itu ke Dadang dan kalau cek itu ada sama Dedi berarti beliau sudah menguasai cek orang lain bisa pidana" ujar Defi Warman.

Dan dijelaskan Defi bahwa sehubungan dengan cek yang diberikan kepada Dadang itu, ia mengaku bahwa cek tersebut belum di isi dananya namun untuk mengantispasi keterlambatan pembayaran pihaknya membayar dengan tunai.

"Sudah kita bayar cash sama Dadang dan buktinya ada dan sebelum jatuh tempo sudah di confir dan ceknya belum dikembalikan Dadang tapi kita punya pernyataan dadang atas cek itu, saya tidak pernah mengasih pekerjaan sama yang namanya Dedi tetapi dengan Dadang Aditiya" jelas Defi.

Sementara itu dilain pihak Dadang Aditya rekanan kerja sebagaimana disebutkan oleh Defi Warman, ketika di konfirmasi oleh GAGASANRIAU.COM menyatakan bahwa tidak ada unsur penipuan dalam kasus ini.

"Tidak ada yang namanya penipuan, ini hanya kesalahpahaman dan ketidakmengertian pelapor (Dedi Fionaldy.)

Sebelumnya  Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah dilaporkan ke Polda Riau oleh Dedi Fionaldy (43) warga Jalan Embun Pagi Kelurahan Tangkerang Labuai Kecamatan Bukit Raya. Ia menjadi korban penipuan yang dilakukan seorang Kepala Sekolah (Kepsek) Muhammadiyah Kota Pekanbaru, Selasa (20/9/2016) lalu.

Editor Arif Wahyudi